• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Dinamika

Rawat Tradisi, Ansor Karanganyar Kebumen Gelar Ziarah Wali

Rawat Tradisi, Ansor Karanganyar Kebumen Gelar Ziarah Wali
Makam Syekh Baribin Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen (Foto: NU Online Jateng/Amin Mustofa)
Makam Syekh Baribin Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen (Foto: NU Online Jateng/Amin Mustofa)

Kebumen, NU Online Jateng
Ziarah kubur merupakan tradisi umat Islam, khusus warga NU yang tetap dirawat dan dilestarikan. Untuk menjaga hal itu, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen melakukan ziarah wali, Kamis (09/03/2023).


Ketua PAC GP Ansor Karanganyar Muhammad Muslih mengatakan, kegiatan ziarah kubur merupakan salah satu program GP Ansor Karanganyar guna memupuk dan meningkatkan kebersamaan melalui wisata religi.


“Ini bertujuan untuk memupuk kekompakan dan semangat pengabdian dalam berorganisasi di GP Ansor. Selain itu juga untuk mempererat hubungan emosional sesama pengurus dalam menghidupkan organisasi agar GP Ansor Karanganyar ke depan lebih maju,” ungkapnya.


Dikatakan, ziarah wali dimaksudkan dalam rangka memohon barakah dari para waliyullah, guna menghidupkan ghirah kader Ansor dalam berkhidmat di organisasi. "Untuk melestarikan tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun sejak dulu,” ujarnya.


Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Karanganyar Hanif Hidayat kepada NU Online Jateng, Ahad (12/3/2023) menjelaskan, ziarah wali merupakan hal yang baik yang patut dilestarikan. Dirinya pun berharap, agar kegiatan ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan di kemudian hari. 


“Semoga kegiatan ini terus berlanjut, bahkan sebisa mungkin dapat dilakukan bersama. Meliputi pengurus GP Ansor, Banser, Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor, baik di tingkat PAC atau Pimpinan Ranting se-Karanganyar,” pungkasnya.





Ziarah wali dilakukan ke makam Syekh Baribin Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. Diketahui, Syekh Baribin atau Raden Saputra/Raden Putra/Harya Baribin adalah putra dari Prabu Brawijaya IV (Bra Tanjung) dengan isteri Putri Pajang. 


Karena tidak diperbolehkan adanya tahta kembar (setelah wafatnya Brawijaya IV/ Bra Tanjung), Raden Putra yang merupakan adik dari Raden Alit /Angkawijaya /Brawijaya V akhirnya meninggalkan kerajaan Majapahit dengan ikhlas. 


Raden Putra pun pergi ke arah barat untuk menjalani takdir besarnya. Dalam pengembaraannya, sempat singgah di beberapa tempat di wilayah Kebumen, sampai akhirnya pergi ke Pajajaran. Di Pajajaran kemudian menikah dengan salah satu cucu Raja Pajajaran dan dianugerahi empat orang anak.


Singkat cerita, dari Pajajaran Raden Putra kemudian kembali ke timur dan menghabiskan masa hidupnya di Gunung Grenggeng yang hingga kini dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Syekh Baribin. 


Menurut cerita masyarakat setempat, Syekh Baribin adalah tokoh yang awal mengembangkan agama Islam di sekitar Gombong, Karanganyar, dan Sempor pada ratusan tahun yang lalu. Konon semasa hidupnya, Eyang Syekh Baribin dikenal sebagai orang sakti yang berjuang membela kebenaran dan menentang kejahatan, serta menolong orang yang kesusahan.


Pada saat wafat, konon mayatnya mengeluarkan bau yang sangat harum. Mayatnya pun akhirnya menjadi rebutan orang banyak. Pada saat mayat tersebut akan dicuri oleh sekelompok orang, tiba-tiba terdengar suara gaib yang mengumandang yang dalam bahasa jawa disebut 'gumrenggeng' sehingga masyarakat dapat mengetahui pencurian tersebut dan berhasil digagalkan, maka untuk mengenang peristiwa ini, daerah tersebut akhirnya dinamakan Gunung Grenggeng.


Warga Grenggeng juga biasa menyebut nama Eyang Syekh Baribin dengan sebutan Mbah Grenggeng. Sampai saat ini, keberadaan makam Syekh Baribin dipercaya membawa berkah bagi warga sekitar, terlebih dengan semakin banyaknya peziarah yang berkunjung ke sana.


Pengirim: Amin Mustofa


Dinamika Terbaru