• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 17 Mei 2024

Dinamika

Kerja Sama Kader Ansor dengan FKPPI Kota Semarang Urus ODGJ Hamil

Kerja Sama Kader Ansor dengan FKPPI Kota Semarang Urus ODGJ Hamil
Evakuasi ODGJ Hamil. (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)
Evakuasi ODGJ Hamil. (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online Jateng

Kerja sama apik dilakukan oleh kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor bersama kader Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI - POLRI (FKPPI) Cabang Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka bahu-membahu mengurus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sedang hamil. 

 

Sebut saja Puspa, ia hidup menggelandang di Kota Semarang tanpa jelas arah tujuannya. Dalam kondisi perut yang tengah membuncit, Puspa yang diperkirakan berusia 28 tahun ini tersebut mengaku sebagai warga Desa Sedan, Kelurahan Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

 

"Puspa menggelandang selama beberapa hari di area Mall Paragon Jalan Pemuda Kota Semarang," kata Wakil Kepala Biro (Wakabiro) Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Semarang, Budi Santoso kepada NU Online Jateng, Senin (16/11).

 

Budi melakukan evakuasi perempuan yang tidak jelas identitasnya tersebut bersama dua anggota FKPPI Kota Semarang, Dadang Abdurrohman dan Basari. Kasus tersebut diketahui berasal dari laporan layanan aduan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Call Centre 112.

 

"Laporan masuk dari CC 112, ada seorang wanita hamil yang mengalami gangguan jiwa berada di pintu masuk Mall Paragon. Setelah kami ke lokasi, sudah ada anggota Bankom (bantuan komunikasi, -red) dan masyarakat sekitar," ungkapnya.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan, ia selaku salah satu koordinator wilayah (Korwil) Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang bersama Dadang, dan Basari membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mengevakuasi Puspa dari Mall yang ramai ke Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Amino Gondhohutomo, Pedurungan, Kota Semarang.

 

"Kelayan (istilah penerima manfaat bantuan Dinsos, -red) susah diajak komunikasi. Sebentar nyambung sebentar kemudian sudah tidak nyambung lagi. Ia sangat sulit untuk dievakuasi, karena kelayan hamil sehingga perlu dibujuk agar mau diajak masuk ke ambulans," jelasnya.

 

Hal itu diakui anggota TPD, Dadang Abdurrohman yang mengendarai Ambulan Dinsos. Bahkan tim medis RSJD dr Amino Gondohutomo perlu sekali mendapatkan riwayat tentang orang tersebut.

 

"Kelayan tersebut sedang hamil tua, tapi tim medis belum bisa merekomendasikan obat yang harus diberikan selama rawat inap. Beda penanganannya dengan pasien yang tidak hamil," ucap Wakil Sekretaris FKPPI Kota Semarang ini.

 

Dikatakan, hal ini disebabkan obat yang diberikan harus ada konsultasi antara dokter kandungan dengan dokter kejiwaan. Untuk itu, sambil menunggu proses rawat inap, tim berusaha mencari keluarga kelayan melalui medsos dan berhasil mendapatkan nomor telepon ibu kelayan dan paman kelayan.

 

Depresi akibat KDRT

Dadang menceritakan bahwa saat ibu Puspa dihubungi mengatakan bahwa dirinya dan satu orang anaknya yang berusia sepuluh tahun masih tinggal bersama Puspa dalam satu rumah. Dari ibunya, diketahui Puspa mengalami depresi akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebelum ditinggal pergi suaminya.

 

"Kelayan pernah mempunyai suami dan punya dua anak, tetapi suaminya tidak bekerja dan sering memukulinya sehingga yang mencukupi kebutuhan sehari-hari adalah kelayan," terang Dadang.

 

Menurut ibu Puspa, putrinya mengalami gangguan kejiwaan setelah dua tahun menikah. Kelayan pernah bekerja di Bandara A Yani Semarang tetapi karena ketahuan hamil di luar nikah, ia dikeluarkan dari pekerjaan. "Anak ketiganya yang lahir di luar nikah dibawa laki-laki yang menghamilinya," lanjutnya.

 

Dijelaskan, sejak dikeluarkan dari pekerjaan, ibunya dengan jerih payah menanggung putri dan cucunya serta untuk biaya pengobatan Puspa selama dua kali di RSJD. Karena beban yang berat itu, ibunya yang bekerja serabutan akhirnya menjual rumah hingga kini hidupnya berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain.

 

Saat ibunya bekerja, Puspa sering pergi sendiri entah kemana hingga hamil yang keempat kalinya. "Kata ibunya, kelayan meninggalkan rumah selama empat hari dan ditemukan oleh tim di depan Mall Paragon," pungkasnya.

 

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Editor: Ahmad Hanan


Dinamika Terbaru