Wujudkan Layanan Kesehatan Prima, LAZISNU Kabupaten Pekalongan Gandeng RS Ki Ageng Sedayu Gelar Defensive Driving Training
Sabtu, 28 Juni 2025 | 18:30 WIB

Defensive Driving Training bagi para sopir ambulans NU (Mobil Siaga NU), Selasa (24/6/2025). Kegiatan ini bertempat di Hall Lantai 4 Gedung Markisa, bekerja sama dengan Rumah Sakit Ki Ageng Sedayu (RSKAS) Wonopringgo,
Pekalongan, NU Online Jateng
Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan berbasis keumatan, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Pekalongan menggelar Defensive Driving Training bagi para sopir ambulans NU (Mobil Siaga NU), Selasa (24/6/2025). Kegiatan ini bertempat di Hall Lantai 4 Gedung Markisa, bekerja sama dengan Rumah Sakit Ki Ageng Sedayu (RSKAS) Wonopringgo, dan diikuti oleh 50 peserta dari Unit Pengelola Zakat Infaq dan Sedekah (UPZIS) tingkat Ranting dan Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Pekalongan.
Ketua LAZISNU Kabupaten Pekalongan, H Mujahidin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah konkret dalam membekali para pengemudi mobil siaga agar lebih siap dan terampil dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.
“Pelatihan ini sebagai wujud nyata pemberian bekal dan pendampingan bagi para sopir mobil siaga NU. Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Rumah Sakit Ki Ageng Sedayu yang telah menyambut baik kerja sama ini. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh stakeholders. RS Ki Ageng Sedayu bukanlah lembaga ecek-ecek,” tegasnya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari berbagai instansi, antara lain Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan yang menyampaikan materi keselamatan berlalu lintas, Palang Merah Indonesia (PMI) terkait manajemen ambulans, serta tim dari RSKAS yang memaparkan prosedur layanan darurat medis.
Tak hanya aspek teknis, kegiatan ini juga disertai dengan pembekalan spiritual. Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Pekalongan, KH Ahmad Muzaki, turut memberikan ijazah khusus kepada para sopir sebagai bentuk doa dan restu agar mereka selalu selamat dan dimudahkan dalam bertugas.
Direktur LAZISNU Kabupaten Pekalongan, Abraham Usman, menuturkan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu bentuk konkret dari pentasharufan dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) yang telah dihimpun dari masyarakat.
“Ambulans NU ini adalah bagian dari cita-cita bersama. Ini merupakan bentuk pelayanan untuk mustahik, khususnya dalam bidang kesehatan. Dana pembelian ambulans NU serta pelatihan ini berasal dari swadaya masyarakat yang telah memberikan amanah kepada LAZISNU. Komitmen kami jelas: dari umat, kembali ke umat dalam bentuk jasa dan manfaat,” ungkapnya.
Ia menambahkan, ke depan akan dibentuk paguyuban sopir ambulans NU untuk memudahkan monitoring dan evaluasi program.
Komisaris RS Ki Ageng Sedayu, H Mahrus, turut menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini. Ia menyebut kerja sama ini selaras dengan visi rumah sakit yang telah dipersembahkan untuk NU Kabupaten Pekalongan.
“Kami tidak merasa direpoti, justru senang karena rumah sakit ini sudah kami persembahkan untuk NU Kabupaten Pekalongan dan masyarakat. Salah satu bentuk komitmen layanan kami adalah setiap pasien yang masuk IGD langsung ditangani dalam hitungan detik. Mudah-mudahan kegiatan pelatihan ini berjalan lancar dan ilmunya dapat dipahami dan diaplikasikan oleh seluruh peserta,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Pekalongan, KH Muslikh Khudlori, mengapresiasi langkah sinergis antara LAZISNU dan RSKAS dalam meningkatkan layanan sosial dan kesehatan berbasis NU.
“Semoga kerja sama ini dapat terus dikembangkan dengan berbagai lembaga lain yang bergerak di bidang kesehatan, termasuk pemanfaatan fasilitas yang ada di RSKAS. Ini adalah langkah konkret dalam memperjuangkan NU. Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Peran driver ambulans itu vital. Mereka juga pejuang kemanusiaan yang harus memiliki keterampilan teknis sekaligus kekuatan spiritual,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, LAZISNU Kabupaten Pekalongan berharap mutu layanan ambulans NU akan semakin meningkat—profesional, responsif, dan berdaya guna dalam membantu masyarakat, terutama kaum dhuafa dan warga NU yang membutuhkan layanan darurat medis.