Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra

Regional

Pergunu Pati Kampanye Jaga Kerukunan dan Toleransi

Kegiatan jalan sehat anggota Pergunu Pati kampanyekan anti prundungan (Foto: NU Online Jateng/Fikrul Umam)

Pati, NU Online Jateng
Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Pati menggelorakan kampanye gerakan anti bullying (penindasan) agar suasana kerukunan dan toleransi di kalangan pelajar tetap terpelihara dengan baik.


Ketua PC Pergunu Pati Agus Sukari mengatakan, bullying itu perilaku buruk, harus dihindari dan dijauhkan, jangan sampai membudaya di kalangan komunitas peserta didik, khususnya para santri dan pelajar NU. 


"Jangan sampai melanda para pendidik, baik pada saat di sekolahan  atau madrasah maupun di masyarakat. Karena itu Pergunu Pati menggelorakan kampanye anti bullying agar dunia pendidikan NU dijauhkan dari perilaku buruk ini," kata Agus di Pati, Selasa (18/7/2023).


Menurutnya, penindasan verbal atau non verbal, ujaran kebencian dan hoaks (berita bohong) harus diberantas secara bersama-sama dan simultan. Pasalnya, di era kemajuan teknologi digital hal-hal semacam itu sangat mudah dilakukan.


Baca Juga:
Pergunu: Profesionalisme Guru NU untuk Jaga Idealisme


"Kita jajaran Pergunu Pati telah bertekad untuk tidak henti-hentinya mengkampanyekan dampak negatif bullying, hoaks, maupun ujaran kebencian," tegasnya.


Disampaikan, deklarasi gerakan  anti bullying Pergunu Pati digelar di komplek Gedung Olah Raga (GOR) Pati bersamaan dengan kegiatan jalan sehat yang diikuti ratusan guru dan para aktivis NU di wilayah Pati, Ahad (9/7) lalu. 


"Peserta jalan sehat, bergerak mengelilingi komplek GOR menyusuri jalan Jendral Sudirman dan jalan Puri senjangan 3 km. Sebelumnya, saat pelepasan peserta jalan sehat digalang kesepakatan untuk menggelorakan kampanye anti bullying secara massif sepanjang waktu," ucapnya.


Dia menambahkan, hal ini dilakukan agar masyarakat pendidikan di wilayah Pati tertanam rasa kerukunan dan  toleransi, sehingga antara pelajar dan guru sama-sama saling menghargai walaupun ada perbedaan ras, suku, dan budaya. 


Perbedaan yang ada ujarnya, termasuk tampilan perbedaan fisik tidak dijadikan bahan sindiran dan ejekan. Ini menjadi bagian dari aktualisasi pendidikan karakter dan akhlakul karimah yang harus dikedepankan.


Anggota DPRD Jateng Fraksi PKB Muh Zen yang hadir dalam kegiatan itu jelaskan, jalan santai yang dikaitkan dengan kampanye Anti Bullying menjadi bagian dari upaya menjauhkan pelajar dari kasus kenakalan remaja.


"Setelah ini diharapkan tidak ada lagi anak sekolah jadi korban akibat bullying yang dilakukan oleh sesama siswa atau guru," pungkasnya.


Kontributor: Fikrul Umam

Fikrul Umam
Editor: Samsul Huda

Artikel Terkait