Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra

Opini

Problematika Remaja; Depresi Akibat Bullying

Foto: Ilustrasi (nu online)

Kehidupan pada diri seorang remaja selalu identik berada dalam kondisi di mana segala aktivitasnya selalu riang gembira dan bahagia. Tidak dipungkiri bahwa masa remaja menjadi masa yang paling akan dikenang dalam hidupnya, namun jika kondisi pada masa remaja dialami tidak sejalan dengan apa yang dia harapkan, maka akan muncul banyak kemungkinan yang terjadi dalam hidupnya. Seperti halnya depresi akibat bullying sering menjadi penyebab problematika yang amat serius dirasakan oleh sebagian kalangan remaja saat ini. 


Depresi merupakan suatu kondisi medis berupa munculnya perasaan sedih yang sangat berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental dalam diri seseorang. Depresi juga seringkali sangat berakibat pada kematian seseorang, karena orang yang mengalami situasi dan kondisi depresi bisa berakibat fatal jika dibiarkan begitu saja. Dan sangat perlu untuk kita sadari bahwa tindakan bullying terhadap seseorang akan berakibat fatal jika dilakukan secara terus-menerus. Karena tindakan bullying akan menyebabkan korban mengalami depresi yang amat berkepanjangan dan butuh penanganan yang serius.


Selain berdampak negatif bagi kondisi mental, depresi juga berpengaruh pada kesehatan fisik penderitanya. Efek negatif yang muncul bermacam-macam, mulai dari masalah pencernaan hingga penyakit jantung. Dengan kata lain, depresi adalah gangguan kesehatan mental yang dapat memengaruhi emosi, cara berpikir, dan perilaku penderitanya. Tentu, bukan hanya korban saja yang terdampak akan tetapi lingkungan di sekitarnya juga terdampak secara signifikan. Depresi memang sering dikaitkan dengan lingkungan atau pengalaman hidup dalam diri seseorang. Meski begitu, nyatanya seseorang bisa lebih berisiko terkena kondisi depresi karena melalui faktor genetik. Depresi sendiri muncul dengan tanda perasaan sedih, hampa, putus asa, dan kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya dinikmati.


Dilansir dari Insider, jika anda memiliki orangtua atau saudara kandung yang mengalami depresi, maka risiko anda terkena depresi menjadi 20 persen hingga 30 persen lebih besar daripada rata-rata orang, yaitu hanya 10 persen. 


Lantas bagaimana pengaruh depresi akibat bullying ?


Sering terdengar dari sebagian orang mengatakan kata 'Bullying' yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai 'sebuah bentuk penindasan'. Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau hal-hal yang bersifat pada kekerasan dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau sekelompok, atau orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan utamanya untuk menyakiti perasaan dan dilakukan secara terus menerus.


Korban bullying sendiri menjadi sangat rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, misalnya: mengalami masalah mental. Bullying pada anak atau remaja bisa menimbulkan perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan kualitas yang nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan korban memiliki keinginan untuk menyakiti dirinya sendiri. Adapun faktor penyebab bullying pada anak atau remaja, salah satunya muncul dari faktor keluarga atau lingkungan tempat tinggalnya. Anak atau remaja yang tumbuh berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis dapat menjadi hal penyebabnya. Hal ini karena orang tua terlalu emosional/tempramental dan kurangnya perhatian serta belas kasih orang tua terhadap anak. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya beberapa perilaku atau tindakan yang menyimpang salah satunya adalah bullying.


Bullying atau segala bentuk penindasan terhadap kaum lemah (seperti halnya; perbudakan), bertindak semena-mena, kedzaliman, ketidakadilan gender, dan lain-lain adalah musuh Islam paling nyata sampai detik ini. Agama Islam datang membawa pada keteraturan, ketertiban, menghormati harkat dan martabat manusia dengan visi-misi saling menghargai antara satu dengan yang lain, menjunjung tinggi kehormatan, dan perilaku mulia terhadap yang lainnya.


Allah SWT berfirman:
 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ - ١١


Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS Al-Hujurat/49: 11).


Jadi, beberapa hal di atas itulah telah diterangkan terkait dampak buruk yang menghinggapi korban bullying. Tentu pada dasarnya perilaku bullying yang disampaikan seseorang kepada anak atau remaja sangatlah tidak dianjurkan dalam  agama Islam. Meskipun terkadang salah satu teman diantara kita mengalami  kondisi ketidaksempurnaan dalam dirinya, maka janganlah mengolok-olok atau mengejek, sampai menyebabkan dirinya enggan untuk berinteraksi bersama. 


Hendaknya kita berusaha menghormati dan menghargai sesama, karena pada dasarnya manusia diciptakan Allah SWT untuk belajar saling menyayangi, menghargai perbedaan, dan menghormati antar sesama makhluk hidup di muka bumi. Wallahu a’lam bis shawwab 



A’isy Hanif Firdaus, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Al-Fajar (IKAF) Babakan, Tegal), Sekretaris PR IPNU Kedawon, Larangan, Lembaga Pers dan Penerbitan PAC IPNU Larangan, Brebes. 

Editor: M Ngisom Al-Barony

Artikel Terkait