Taushiyah

Meyakini Kebenaran Al Qur'an Ciri Orang Bertaqwa

Kamis, 20 Maret 2025 | 16:30 WIB

Meyakini Kebenaran Al Qur'an Ciri Orang Bertaqwa

Ketua LTN PWNU Jateng Syamsul Huda saat memberikan taushiyah buka puasa bersama dan peringatan Nuzulul Qur'an yang diselenggarakan Universitas Ivet (Unisvet) Semarang, di aula kampus setempat, Senin (17/3/2025).

Semarang, NU Online Jateng -

Meyakini kebenaran kitab suci Al Qur'an tanpa harus didahului dengan melihat bukti kebenarannya menjadi salah satu ciri orang yang bertaqwa dan mendapat hidayah dari Allah SWT.

 

Ketua Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Syamsul Huda mengatakan Al Qur'an sebagai kalamullah dan mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw harus diyakini secara mutlak kebenarannya oleh para muttaqin tanpa harus menuntut pembuktian kebenaran di depan.

 

"Orang bertaqwa tidak pernah meragukan Al Qur'an, dan mempersoalkan kebenarannya walau belum ada bukti di depan mata, terlebih meyakini kebenaran Al Qur'an merupakan bagian dari rukun iman yang harus dipegangi erat-erat oleh setiap muslim," kata Syamsul saat menyampaikan taushiyah buka puasa bersama dan peringatan Nuzulul Qur'an yang diselenggarakan Universitas Ivet (Unisvet) Semarang, di aula kampus setempat, Senin (17/3/2025).

 

Menurutnya, dalam perjalanan sejarah umat manusia Al Qur'an selalu hadir menjadi solusi atas berbagai problem yang muncul di muka bumi, sejumlah ayat di kitab suci ini menjelaskan tentang berbagai hal yang diawali dengan kata "Yas aluunaka..." yang artinya ketika kamu (Muhammad) ditanya tentang sesuatu, maka ada jawabnya.

 

Dalam tataran realitas, lanjutnya, Al Qur'an mampu menjawab persoalan tentang haid, rampasan perang, ruh, perjudian dan perbuatan yang memabukkan dan berbagai persoalan lainnya. 

 

Dia menambahkan, begitu sempurnanya Al Qur'an kadang sampai disalah pahami oleh sebagian umat Islam itu sendiri terutama ketika menyelesaikan persoalan diharuskan kembali merujuk kepada Al Qur'an, namun dalam praktiknya hanya mengacu pada teks secara hitam putih saja.

 

Padahal, ujarnya, kembali pada Al Qur'an mesti harus mendalami dan melengkapi diri dengan berbagai kemampuan disiplin ilmu , dan hal itu bisa ditempuh melalui belajar, karena itulah momentum keringatan Nuzulul Qur'an ini hendaknya dapat menjadi pemicu warga Unisvet untuk mencintai, mendalami dan mengamalkan pesan-pesan Al Qur'an.

 

Rektor Unisvet Dr Hj. Luluk Elyana S.Pd.I, M.PSi mengatakan kegiatan peringatan Nuzulul Qur'an ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ramadan di kampus yang digelar secara rutin tiap bulan ramadan tiba. Tadarus Al Qur'an merupakan salah satu agenda yang digelar di tiap fakultas yang diikuti para dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan.

 

Akhir tadarus, tuturnya, dilakukan khatmil Qur'an yang waktunya bersamaan dengan agenda buka puasa bersama (bukber) dan peringatan Nuzulul Qur'an yang dihadiri keluarga besar Unisvet dan pengurus Yayasan Pembina IKIP Veteran Jawa Tengah.

 

"Paska ramadan kami akan canangkan kegiatan yang religius agar semangat ramadan yang membara selama sebulan penuh bisa terus berlanjut setelah melewati Idulfitri," ujarnya. (Humas Unisvet)