• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 14 Mei 2024

Taushiyah

Menjaga Kualitas Puasa di Era Digital

Menjaga Kualitas Puasa di Era Digital
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Untuk menggapai predikat takwa, tentu harus ada upaya dari diri kita untuk senantiasa memprioritaskan kualitas dalam pelaksanaan ibadah puasa. Bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, namun harus ada komitmen untuk menahan diri dari perbuatan yang dapat menghilangkan keutamaan dan pahala puasa. Upaya untuk meningkatkan kualitas puasa ini dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman terus mengalami tantangan baik dari setiap individu maupun lingkungan, terlebih saat ini kita hidup di tengah era digital. 


Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi saat ini, kita bisa merasakan bersama bagaimana derasnya informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Semua itu terjadi karena kemudahan-kemudahan yang disuguhkan teknologi untuk membantu manusia. Kemudahan yang disuguhkan oleh teknologi ini seperti dua sisi mata uang yang memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Hal yang baik di tengah era digital harus kita maksimalkan dan hal negatifnya harus kita buang. Maksimalisasi sisi positif dari kemudahan di era digital bagi puasa kita ini bisa kita lakukan dengan memanfaatkannya sebagai wasilah atau alat dalam mempertebal keimanan serta meningkatkan ilmu dan pengetahuan tentang agama. 


Saat ini, bisa dengan mudah kita dapatkan mauidzah hasanah, ceramah agama, ataupun kajian berbagai jenis kitab melalui berbagai platform program di internet. Melimpahnya konten-konten semacam ini harus bisa kita manfaatkan khususnya di Ramadhan ini. Namun kemudahan ini juga harus diiringi dengan selektivitas tinggi dalam memilih kajian agama di internet khususnya media sosial seperti Youtube, Facebook, dan sejenisnya. 


Kehati-hatian memilih kajian Islam ini agar kita benar-benar belajar ilmu agama dari ulama yang benar, jelas silsilah keilmuannya, serta alim dalam bidangnya. Dengan maksimalnya kita memberi asupan rohani yang tepat pada diri kita selama bulan puasa, maka Insyaallah kualitas puasa kita pun akan meningkat. Ketika rohani kita mampu terisi dengan asupan positif, maka kita pun akan memiliki ghirah (semangat) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah lainnya di bulan suci Ramadahan ini. Shalat berjamaah menjadi semangat, membaca Al-Qur’an semakin meningkat, kepedulian terhadap sesama melalui zakat dan sedekah juga akan semakin kuat, serta ibadah-ibadah lain juga akan dapat dilakukan dengan nikmat. 


Terlebih di bulan Ramadhan, pahala atas ibadah dan kebaikan kita akan mendapatkan pahala berlipat-lipat. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim menyebutkan:
 

 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ 


Artinya: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.” 


Sementara itu, perkembangan di era digital saat ini juga memiliki dampak negatif bagi kualitas ibadah puasa. Hal ini jika kita terlena dengan pemanfaatan media digital yang tidak terkendali. Ambil contoh saja, dengan kemudahan yang ada, kita menghabiskan waktu hanya untuk berselancar dan bermalas-malasan dengan HP kita setiap hari. 


Kemudahan dalam mengakses dan kurang waspadanya kita dalam memilih berbagai konten internet, juga semakin memberi peluang kita menemukan serta melakukan banyak maksiat. Jika zaman dulu kemaksiatan dilakukan dengan cara konvensional maka saat ini, kemaksiatan bisa juga dilakukan dengan cara digital, sengaja maupun tidak sengaja. 


Belum lagi dampak negatif aktivitas-aktivitas negatif lainnya ketika kita banyak bermedia sosial seperti melakukan ghibah, namimah, ujaran kebencian, terpapar hoaks, dan pertengkaran di media sosial. Semua itu sudah dipastikan akan sangat menurunkan kualitas ibadah puasa kita. Alih-alih mendapatkan pahala, kita bisa hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja dari ibadah puasa yang kita lakukan. Wallahu a'lam bis shawab


Sumber: NU Online
 


Taushiyah Terbaru