Mengapa Harus Diuji?
Jangan dikira kalau orang sudah menyatakan iman lalu dibiarkan untuk istiqamah dalam ucapannya. Akan tetapi orang yang memyatakan iman justru akan diuji atas keimanannya, sehingga apakah imannya itu sebuah keimanan semu atau kah memang keimanannya itu benar-benar iman setelah ada pembuktian dengan ujian yang dilalui.
Ada orang yang telah menyatakan keimanan lalu diuji dengan ujian yang ringan, ada yang sedang dan ada pula yang berat, bahkan ada yang keimanannya diuji dengan kemudahan-kemudahan dalam mengejawantahkan keimanannya.
Tapi namanya saja ujian, meski itu sesuatu yang menyenangkan bisa saja membuat orang yang diuji itu terpelanting. Misalnya dengan kemudahan menjalankan ibadah, dia justru riak dengan ibadahnya. Diuji dengan kemudahan mendapatkan ilmu justru menjadi sombong dan sebagainya.
Allah berfirman dalam Al Quran Surat Al-Ankabut Ayat 2 :
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنۡ يُّتۡرَكُوۡۤا اَنۡ يَّقُوۡلُوۡۤا اٰمَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَـنُوۡنَ
Artinya: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut:2)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng