Ahmad Niam Syukri
Penulis
Adalah Tsa'labah namanya, dia selalu berada di shaf depan persis di belakang Rasulullah SAW setiap kali shalat berjamaah dan tidak pernah bergeser jauh darinya, hanya saja setiap kali usai salam, Tsa'labah langsung berdiri meninggalkan jamaah lalu pulang ke rumah. Begitu seterusnya setiap kali habis melaksanakan shalat berjamaah.
Pada suatu hari, ketika shalat berjamaah usai dan Tsa'labah bangkit hendak meninggalkan masjid, buru-buru Rasulullah memegang tangannya seraya bertanya "Apakah kamu tidak suka berdoa bersama kami?, “Saya senang ya Rasulallah” jawabnya, lalu Rasulullah bertanya lagi "Tapi kenapa setiap kali shalat usai kamu buru-buru meninggalkan masjid?”.
Ketika mendapatkan pertanyaan yang dianggapnya sebagai kesempatan untuk curhat, Tsa'labah pun menyampaikan alasannya "Sesungguhnya saya ingin seperti yang lain duduk bersama setelah shalat berjamaah lalu mengamini doa, tapi kalau saya tidak segera pulang maka istriku tidak akan bisa cepat melaksanakan shalat, karena pakaian yang akan digunakan shalat masih melekat di tubuhku. Saya ini orang miskin dan pakaian pun harus bergantian dengan istriku.
Mendengar jawaban Tsa’labah, Rasulullah lalu menawarkan sebuah doa untuknya “Tsa’labah, kalau aku memintakanmu kepada Allah, kamu minta didoakan apa?, jawabnya “Doakan saya agar menjadi orang kaya”. Kali ini Rasulullah tidak langsung mendoakan, akan tetapi meminta agar Tsa’labah memikirkan tentang permintaannya.
Setelah tiga hari, Rasulullah bertanya kepada Tsa’labah “Apakah sudah kamu pikirkan tentang permintaanmu?”, jawabnya “sudah ya Rasulallah, saya minta agar dido’akan saya menjadi orang kaya”, lalu Rasulullah mendoakan Allahummarzuq tsa’labah kemudian memberikan seekor kambing untuk dipelihara.
Singkat cerita, Tsa’labah menjadi orang yang kaya raya dan sibuk dengan hartanya, ia tidak lagi shalat berjama’ah, ia tidak lagi mendatangi shalat jumah dan bahkan ketika diminta untuk membayar zakat ia pun enggan.
Sungguh, setiap orang yang beriman akan diuji akan keimanannya, Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ankabut Ayat 2-3 :
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ
Artinya :
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS Al-Ankabut:2-3)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
Terpopuler
1
Polemik Nasab Ba'alawi dalam Perspektif Aswaja
2
Dari Barak Militer hingga Kabur Aja Dulu, Santri Bahas Isu Kekinian di FMPP 43 Jawa-Madura
3
Ketua Lesbumi PCNU Pati Terbitkan Buku 'Jabrik', Kritik Sosial Dibungkus Cerita Jenaka
4
Wagub Jateng Dorong Ijazah MDT Jadi Nilai Tambah dalam SPMB
5
Lewat NU Online Super App, Kurban Idul Adha Tersalurkan hingga Palestina
6
ISNU dan BPIP Gelar Seminar Nasional, Bahas Aktualisasi Nilai Ketuhanan dan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua