Taushiyah

Ketika Setan Buka Rahasianya

Kamis, 14 Januari 2021 | 17:00 WIB

Ketika Setan Buka Rahasianya

KH Ahmad Niam Syukri Masruri

Ketika Abu Hurairah ditugasi untuk menjaga gudang penyimpanan zakat oleh Rasulullah SAW, amanah itu dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan penuh tanggung jawab, sehingga pada suatu malam ia memergoki lelaki pencuri harta zakat, “kamu akan saya adukan kepada Rasulullah” katanya sambil memegang erat tangan pencuri. 

 

Dengan wajah pucat dan rasa takut, pencuri itu memohon ampun “maafkan saya, apa yang saya lakukan adalah karena kemiskinan yang meliputi diriku dan keluargaku, saya berjanji tidak akan mengulangi lagi”, maka dilepaslah pencuri itu. Keesokan harinya Abu Hurairah mengadukan kejadian semalam kepada Rasulullah dan Rasulullah pun bersabda “pencuri itu pembohong dan nanti malam dia akan datang lagi untuk mencuri”.

 

Malam kedua, Abu Hurairah memperketat pengawasan, dan pencuri itu datang lagi untuk mengambil harta zakat. Setelah dipegang dan hendak diadukan kepada Radulullah, pencuri itu mengatakan hal yang sama seperti malam sebelumnya lalu dilepas. Pagi harinya dilaporkan kembali ke Rasulullah dan Rasulullah pun bersabada “dia berbohong dan dia akan datang lagi nanti malam”. 

 

Malam ketiga, Abu Hurairah mendapati pencuri yang sama sedang mengambil harta zakat lalu ditangkap, tapi kali ini pencuri itu akan mengajarkan sesuatu yang sangat berharga kepada Abu Harairah jikalau mau melepaskannya, “lepaskan saya!!! Akan saya ajarkan kepadamu tentang amalan agar supaya terhindar dari gangguan setan, bacalah ayat kursi sebelum tidurmu”. 

 

Dalam ketertegunannya, Abu Hurairah melepaskan pencuri. Ketika Abu Hurairah menyampaikan perihalnya kepada Rasulullah, Rasulullah pun bersabda “benar apa yang dikatakan oleh pencuri itu meski dia pembohong, ketahuilah !!! Sesungguhnya pencuri itu adalah setan.

 

 Ayat Kursi terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 225 :

 

 ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

 

Artinya:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS  Al Baqarah:255)

 


KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng