Taushiyah

Jangan Pertuhankan Hawa Nafsu

Senin, 19 Juni 2023 | 17:00 WIB

Jangan Pertuhankan Hawa Nafsu

Foto: Ilustrasi (nu online)

Fitrah manusia ingin selalu meraih yang terbaik dan berjalan di atas jalan yang lurus untuk mencapai tujuannya. Kalau ada orang yang melakukan keburukan dan menabrak tatanan kehidupan yang ada, sesungguhnya orang itu telah berada dalam ajakan hawa nafsunya dan melawan fitrah.

   
Janganlah mempertuhankan hawa nafsu sehingga Allah membiarkannya dalam kesesatan. Sebenarnya, hati kecil Abu Jahal itu mengakui kenabian Nabi Muhammad, namun karena pengaruh hawa nafsunya, ia pun tetap dalam kesesatan dan Allah membiarkan dalam kesesatannya itu.

   
Ketika Abu Jahal thawaf mengelilingi Ka'bah bersama Walid bin Mughirah, keduanya membicarakan Nabi Muhammad. Abu Jahal berkata "demi Allah aku tahu bahwa sesungguhnya Muhammad itu benar".

   
Walid bin Mughirah bertanya, "lalu apa yang menghalangimu untuk tidak ikut bersamanya?", Abu Jahal menjawab "nanti gadis-gadis Quraisy akan menggunjingku dan mengatakan kalau aku adalah pengikut anak yatim, padahal aku adalah orang yang paling tinggi kedudukannya". Dari sini turunlah Ayat 23 dari Surat Al-Jatsiya yang berbunyi:


اَفَرَءَيۡتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلۡمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمۡعِهٖ وَقَلۡبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةً  ؕ فَمَنۡ يَّهۡدِيۡهِ مِنۡۢ بَعۡدِ اللّٰهِ‌ ؕ اَفَلَا تَذَكَّرُوۡنَ


Artinya:
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(QS Al-Jatsiya : 23)


Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri