Gus Mus Sebut Hampir Mustahil Umat Islam Masuk Surga hanya Mengandalkan Shalat, Zakat dan Puasa
Ahad, 29 Desember 2024 | 16:00 WIB
Ahmad Solkan
Kontributor
Semarang, NU Online Jateng
Hampir mustahil bagi umat Islam apabila ingin masuk surga tapi hanya mengandalkan shalat, zakat dan puasa saja. Imam Bushiri seorang wali dan ulama pengarang kitab Burdah dari Mesir bahkan tidak berani mengandalkan amalnya.
Demikian disampaikan oleh Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus di Pesantren El Nur El Kasysyaf (PINK) 03, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (21/12/2024) dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Menurut Gus Mus, yang paling mungkin diharapkan di akhirat kelak yaitu syafaat Nabi Muhmmad saw. Ia memberikan contoh seorang kiai yang tidak lain ayahnya sendiri, KH Bistri Mustofa yang mengarang kitab tafsir Al-Qur’an Al Ibriz. Ayahnya tidak berani mengklaim amalnya mampu mengantarkannya ke surga.
Selanjutnya, ia mengisahkan perihal kebiasaan ayahnya setiap selesai shalat malam sekitar pukul 01.30 hingga subuh selalu menyanjungkan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad saw lewat pembacaan kitab Burdah.
“Aku tidak punya sandaran, perlindungan, kecuali engkau. Kata beliau, saya mau mengandalkan shalat, banyak melamunnya. Mau mengandalkan puasa, puasa saya banyak tidurnya. Jadi saya mengandalkan kemurahan hatinya Rasulullah saw. Saya khawatir nanti ketika Allah swt tampil dalam asmanya Adlu (dan) Almuntaqimu,” kata Gus Mus.
Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang ini menyatakan sebagai makhluk yang mempunyai dosa yang banyak juga besar dan tidak langsung dihukum, harusnya manusia bersyukur. Karena Allah saat ini memakai sifat ar-rahman (Maha Pemurah) dan ar-rahim (Maha Penyayang). Suatu saat nanti, pasti Allah akan berbuat melalui sifatnya al-adl (Maha Adil) dan al-muntaqimu (Maha Pembalas).
“Yang berbuat salah dihukum sesuai kesalahannya. Yang jahat dihukum sesuai kejahatannya,” ungkapnya.
Gus Mus kembali mengisahkan cerita ayahnya bahwa pada saatnya nanti, Allah akan menanyakan penguasa-penguasa bumi seperti Fir’aun, Hitler, Soeharto dan lain sebagainya. Ayah Gus Mus takut seandainya ia ditanyakan Allah, terlebih sebagai pendakwah atau pencerahmah tapi tidak melakukan apa yang dikatakan.
“Aina (di mana) Bisri? Saya pegang jubah Rasulullah. Terus Rasulullah menjawab pertanyaan Allah dan berkata, Bisri bersamaku. Lalu Allah menjawab, ya sudah,” terangnya mengutip kisah ayahnya.
Kiai yang juga seniman ini khawatir, apabila kelak di akhirat Nabi Muhammad saw tidak mengenalinya akibat tidak pernah meniru dan mengamalkan ajaran dan akhlaknya. Menurut Gus Mus, syafaat Rasulullah bisa diraih dengan mengikuti ajarannya.
Terpopuler
1
Promosi Doktor H M Faojin: Strategi Implementasi Kebijakan PAI di Sekolah Non-Muslim untuk Moderasi Pendidikan Agama di Indonesia
2
Menghidupkan Warisan Ulama Nusantara, Ma’had Aly Amtsilati Gelar Seminar Manuskrip dan Pelatihan Tahqiq Bersama Nahdhatut Turats
3
PAC GP Ansor Margasari Adakan Rapat Kerja Perdana Masa Khidmat 2024-2027
4
Khasiat Doa Akhir Bulan Rajab dan Puasa Menurut KH Achmad Chalwani
5
Program Makan Bergizi Gratis Mulai Berjalan di Pati Meskipun Sempat Terlambat
6
Peringatan Harlah Ke-102 NU, PCNU Banjarnegara Tekankan Kebersamaan demi Harmoni Masyarakat
Terkini
Lihat Semua