• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 1 Mei 2024

Regional

Tradisi Syawalan di Pekalongan Identik dengan Terbangkan Balon Udara

Tradisi Syawalan di Pekalongan Identik dengan Terbangkan Balon Udara
Festival balon udara di Kota Pekalongan (Foto: radarpekalongan.co.id)
Festival balon udara di Kota Pekalongan (Foto: radarpekalongan.co.id)

Pekalongan, NU Online Jateng
Tradisi syawalan yang masih dipertahankan hingga kini sesungguhnya merupakan lebaran kecil bagi umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa sunah 6 hari setelah idul fitri. Namun tradisi itu kini telah bergeser ke arah lebih pesta budaya terutama di kawasan pantai utara (Pantura).


Di Kota Pekalongan misalnya, syawalan yang identik dengan kenduri makanan lopis (panganan yang terbuat dari ketan, red) berkembang menjadi ikon pariwisata dengan menampilkan lopis besar dengan bobot Lopis seberat 1,4 ton dengan tinggi 205 sentimeter dan diameter 237 sentimeter. 


Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan KH Ahmad Tubagus Surur mengatakan, tradisi syawalan sesungguhnya tetap menjadi acara syukuran setelah sebagian umat Islam menjalankan puasa sunah 6 hari. Meski diakui, tradisi syawalan telah mengalami bergeseran.


"Masyarakat Pekalongan masih menjaga tradisi syawalan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas selesainya menjalankan ibadah puasa sunah. Jika apa yang kita saksikan saat ini adalah berubahnya kemasan syawalan yang disesuaikan kebutuhan masyarakat dengan menggelar syukuran berupa tampilan lopis raksasa dan menerbangkan balon udara," ujarnya kepada NU Online Jateng, Ahad (8/5).


Kiai Tubagus yang juga dosen IAIN Pekalongan itu berharap, budaya dan tradisi syawalan tetap dipertahankan dengan memperhatikan faktor keselamatan penerbangan terutama bagi warga yang masih menerbangkan balon udara.


AirNav Terima 23 Laporan Pilot Adanya Balon Udara Liar


Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia Bambang Rianto saat memberikan sambutan di acara Balloon Atraction Pekalongan 2022 yang digelar di Lapangan Mataram, Kota Pekalongan menjelaskan, AirNav Indonesia selama lima hari terakhir, tepatnya berlangsung sejak tanggal 2 Mei hingga 7 Mei 2022 kemarin telah mendapatkan sedikitnya 23 laporan oleh pilot atas adanya balon udara liar.


"Laporan didapatkan dari 5 Cabang AirNav, di antaranya Cabang Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) – 5 laporan, Cabang Semarang 3 laporan, Cabang Solo 1 laporan, Cabang Yogyakarta 7 laporan, dan Denpasar 1 laporan.


Bagi penerbangan sendiri lanjutnya, potensi bahaya terburuk dari balon udara liar adalah terjadinya tabrakan antara balon tersebut dengan pesawat di udara. Hal tersebut sangat mungkin terjadi, karena pergerakan balon udara liar tidak dapat diprediksi, terutama dalam kondisi cuaca yang tidak cerah.


“Balon udara yang bertemu fisik dengan pesawat terbang dapat mengakibatkan terjadinya sejumlah hal, di antaranya menutupi kaca kokpit pesawat sehingga mengganggu pandangan Pilot, masuk ke dalam mesin pesawat sehingga menyebabkan gangguan mesin, hingga tersangkut pada instrument pesawat yang digunakan Pilot untuk mendapatkan sejumlah informasi performa pesawat, seperti kecepatan, ketinggian, dan arah terbang,” terangnya.




Pemotongan lopis raksasa di Krapyak Kota Pekalongan (Foto: Istimewa)



Festival Balon Udara Sepi Peminat


Bambang menambahkan, AirNav Indonesia mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan kopi darat/sambung seduluran oleh Komunitas Sedulur Balon Kota Pekalongan yang dikemas dalam kegiatan Balloon Atraction Pekalongan 2022 di Lapangan Mataram Kota Pekalongan.


Dalam kegiatan ini, AirNav mengimbau dan terus mengawal agar setiap balon diterbangkan dengan cara ditambatkan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub) melalui Peraturan Menteri Perhubungan RI tentang Penggunaan Balon Udara Pada Kegiatan Budaya Masyarakat.


“AirNav sebagai penyelenggaran pelayanan navigasi penerbangan hadir dalam rangka mendukung dan berpartisipasi menyemarakkan kegiatan festival balon udara tertambat sebagai bagian dari kegiatan masyarakat yang sifatnya positif," ucapnya.


Salah satu pengunjung festival balon udara Gus Ulil mengakui kurangnya peminat lomba balon udara di Kota Pekalongan karena pihak panitia tidak menyediakan hadiah kejuaraan, sehingga peminatnya tidak seramai kegiatan sejenis pada 2 tahun lalu.


"Jika dibandingkan pada gelaran 2 tahun yang lalu di Stadion Hoegeng, kegiatan di Lapangan Mataram tidak banyak diikuti peserta," pungkasnya.


Penulis: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru