Regional

Seminar Kebudayaan: Menggali Potensi Demak sebagai Pusat Peradaban Islam

Rabu, 14 Agustus 2024 | 12:00 WIB

Seminar Kebudayaan: Menggali Potensi Demak sebagai Pusat Peradaban Islam

Seminar Kebudayaan Nasional sebagai upaya memajukan salah satu kebudayaan bercorak Islam di Indonesia di Pendopo Kabupaten Demak pada Selasa (13/7/2024)

Demak, NU Online Jateng

Dewan Kesenian Demak (DKD) menggelar seminar Kebudayaan Nasional sebagai upaya memajukan salah satu kebudayaan bercorak Islam di Indonesia. Kerajaan Demak telah memberikan kontribusi penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Seminar ini berlangsung di Pendopo Kabupaten Demak pada Selasa (13/7/2024).


Salah satu narasumber Muhammad Thohar atau yang akrab dipanggil Gus Toto menjelaskan bahwa Demak memiliki modal yang cukup untuk menjadi pilar kebudayaan berskala nasional.


“Demak sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2019 tentang Cagar Budaya. Ini seharusnya bisa menjadi modal untuk menjadikan Kabupaten Demak lebih baik dalam mengelola segala potensi yang ada,” terang Gus Toto.


Ia juga menganalogikan negara-negara yang mampu menjadikan kebudayaannya sebagai potensi yang memiliki pasar internasional, seperti Korea dengan K-Pop-nya.


“Mimpi saya, modal itu harusnya bisa menjadikan kita sekelas dengan negara-negara seperti Korea yang kebudayaannya dikenal dunia. Paling tidak, Demak mampu menjadi pusat peradaban Islam berskala nasional,” lanjutnya.


Dalam kesempatan lain, pemerhati sejarah di Kabupaten Demak Supriyono menerangkan korelasi antara sejarah kerajaan Islam di Nusantara dengan Kerajaan Demak.


“Kerajaan Samudera Pasai, menurut saya, sudah memiliki hubungan melalui pendukungnya, yaitu Syaikh Maulana Ishaq bin Syaikh Jumadil Kubro. Sedangkan Kerajaan Demak, Raden Fattah didukung oleh Wali Sembilan secara komplit,” tuturnya.


Menurutnya, sebagai kerajaan Islam pertama di tanah Jawa, Kerajaan Demak memiliki warisan sejarah yang sangat penting bagi pembentukan identitas bangsa Indonesia. Romantisme sejarah ini tentu tidak boleh hanya dianggap nostalgia masa lalu, tetapi harus mampu menjadi inspirasi untuk membangun kebudayaan yang kuat dan berkarakter di tengah arus globalisasi.


“Melalui penguatan nilai-nilai kebudayaan yang ada ini, diharapkan kebudayaan Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi landasan yang kokoh bagi generasi mendatang. Sejarah adalah cermin suatu bangsa, melalui sejarah kita tidak hanya belajar dari masa lalu, tetapi juga menemukan identitas dan jati diri yang membentuk karakter bangsa,” ucapnya.


Ketua Dewan Kesenian Demak (DKD) Nur Wahid berharap kegiatan ini dapat menjadi pemicu semangat keberlanjutan yang positif bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Demak, untuk bersama-sama nguri-uri budaya lokal.


“Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat sejarah Kerajaan Islam Demak, serta mengembangkan kemajuan peradaban Demak, terutama pada aspek humanisme kebudayaan Islam yang rahmatan lil alamin. Selanjutnya, kami berharap Demak mampu menjadi pusat peradaban dengan menumbuhkembangkan warisan kebudayaan ini, sehingga mampu dikelola secara kreatif dan marketable yang selaras dengan milenial,” pungkasnya pada sesi wawancara dengan NU Online.


Melalui strategi syiar yang berbentuk akulturasi budaya serta peninggalan sejarahnya, DKD mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi keagamaan dan mahasiswa, untuk bersama-sama membumikan nilai-nilai luhur kebudayaan Demak agar kembali hidup dan berdaya.


Kegiatan tersebut dihadiri oleh Haris Wahyudi (mewakili Bupati Demak), Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan), Ainal Marziyyah (mewakili Kapolres Demak), serta sejumlah tokoh lainnya dari berbagai elemen masyarakat dan pemuda Kabupaten Demak.