• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Regional

Santri Tidak Boleh Apatis terhadap Teknologi Digital 

Santri Tidak Boleh Apatis terhadap Teknologi Digital 
Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Agama Islam (API) Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf)
Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Agama Islam (API) Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf)

Banyumas, NU Online Jateng
Santri tidak boleh bersikap apatis terhadap kehadiran teknologi informasi digital yang menjadi salah satu pemicu terjadinya berbagai perubahan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.


Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Agama Islam (API) Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) mengatakan, perubahan adalah sunatullah, keniscayaan yang harus dihadapi dan jangan ditinggal lari.


"Muslimin, khususnya kalangan pesantren dan madrasah, tidak boleh bersikap fatalis atau apatis dalam menghadapi era digital, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan teknologi digital," kata Gus Yusuf


Gus Yusuf mengatakan hal itu dalam pengajian akbar dalam rangka haul Muassis, peringatan hari lahir (harlah) ke-26 Pesantren Al-Ittihad, dan Walimatussafar Lilhajj Warga Pasir Kidul Kauman Wetan Purwokerto Barat, Banyumas pada Senin (6/6). 


Menurutnya, agar masyarakat santri  mampu, terutama para santri senior dan guru madrasah dan pesantren dalam menghadapi perubahan itu maka harus menyiapkan diri dengan berbagai pemahaman, skill, dan keterampilan agar mampu ber-IT sebagai bekal untuk mengembangkan daya kreatif, adaptif, dan inovatif.


"Dengan bekal itu santri akan mampu beradaptasi terhadap lingkungan dan zaman. Inilah  kelebihan pesantren dan madrasah meski dikatakan formal tidak formal. Jika dikatakan tidak formal, juga formal.  Nyatanya dengan ketidakjelasan itu pesantren maupun madrasah akan membuktikan diri mampu bertahan dalam situasi apapun," tegasnya.


Dia menambahkan, kaidah Almuhafadzatu alal qadim al-shalih, wal akhdzu bil jadid al-ashlah dijadikan pedoman bersama dalam menghadapi berbagai situasi kondisi dan perkembangan jaman. Pedoman ini adalah peninggalan para sesepuh yang harus dijaga dan dikawal kelangsungannya.


Ketua panitia kegiatan Fuad Zein kepada NU Online Jateng, Rabu (8/6/2022) menjelaskan, kegiatan haul muassis dan harlah ke-26 Pesantren Al-Ittihad dilaksanakan dengan memperhatikan penerapan protokol kesehatan di lokasi pengajian. 


"Tradisi haul merupakan wujud dalam menghormati dan mencintai para muassis dan leluhur masyayikh pendiri pesantren. Kegiatan haul berperan penting mendukung pertumbuhan Islam di Purwokerto Barat," pungkasnya.


Pengirim: Djarmanto 


 


Regional Terbaru