Regional

Putaran Ketiga Ngaji Kitab At-Tibyan PCNU Pekalongan: Kokohkan Aswaja dan Ketahanan Sosial Umat

Senin, 9 Desember 2024 | 13:00 WIB

Putaran Ketiga Ngaji Kitab At-Tibyan PCNU Pekalongan: Kokohkan Aswaja dan Ketahanan Sosial Umat

Ngaji Bareng Kitab At-Tibyan PCNU Pekalongan pada Ahad (8/12/2024) di Masjid Jami Simbang Wetan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan.

Pekalongan, NU Online Jateng

Komitmen Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan untuk memperkuat ideologi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) tercermin dalam kegiatan rutin Ngaji Bareng Kitab At-Tibyan. Memasuki putaran ketiga, kegiatan ini berlangsung khidmat pada Ahad (8/12/2024) di Masjid Jami Simbang Wetan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan.


Acara diawali dengan pembukaan oleh Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Pekalongan, KH Ahmad Muzaki, dilanjutkan Istighotsah yang dipimpin Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pekalongan, KH Baihaqi Anwar. Suasana semakin syahdu dengan pembacaan Tahlil oleh KH Bakir serta pengkajian Kitab At-Tibyan yang disampaikan oleh KH Muhtarom sebagai qari'.


Rais Syuriyah MWCNU Buaran, KH Ikrom Kamal, menyampaikan rasa syukur atas pelaksanaan kegiatan ini di wilayahnya.


"MWCNU Buaran merasa sangat terhormat menjadi tuan rumah. Ini adalah momen penuh berkah, apalagi kajian Kitab At-Tibyan adalah karya Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU," ujarnya.


KH Ikrom juga menegaskan pentingnya pengkajian kitab kuning sebagai identitas Aswaja Nahdlatul Ulama.


"Melalui kajian ini, kita berharap warga NU semakin paham ke-NU-an, karena NU adalah tulang punggung bangsa. Keberadaannya harus terus dijaga demi keutuhan NKRI," tegasnya.


Ketua PCNU Kabupaten Pekalongan, KH Muslikh Khudlori, menekankan pentingnya kegiatan seperti ini dalam menjaga ketahanan ideologi umat di tengah perubahan zaman.


"Penguatan Aswaja dilakukan melalui pendidikan formal di bawah LP Ma'arif NU, perguruan tinggi seperti ITSNU Pekalongan, dan Pondok Pesantren. Dengan lahirnya UU Pesantren, perhatian terhadap pesantren pun semakin meningkat," jelasnya.


Ia juga menyoroti kolaborasi pendidikan agama dan umum sebagai langkah strategis NU dalam membangun generasi yang berilmu dan berakhlak.


"Ilmu umum, jika dimanfaatkan dengan baik, bisa menjadi sarana maslahat bagi umat dan bangsa. NU harus merespons perkembangan zaman," imbuhnya.


KH Muslikh juga mengingatkan pentingnya ketahanan sosial dan kesejahteraan umat melalui program-program NU Peduli, LPBINU, dan Lazisnu dalam merespons isu-isu sosial seperti bencana banjir dan kekeringan.


"NU harus hadir di tengah masyarakat saat mereka membutuhkan. Sinergi dari seluruh komponen NU sangatlah diperlukan," tuturnya.


Ngaji Bareng Kitab At-Tibyan ini menjadi ruang ilmiah keagamaan sekaligus forum konsolidasi peran NU dalam menjaga tradisi, ideologi, dan kesejahteraan umat. Dengan antusiasme peserta dan dukungan berbagai pihak, kegiatan ini diharapkan memperkuat fondasi keilmuan, kebersamaan, dan kepedulian sosial di kalangan Nahdliyin Kabupaten Pekalongan.