Abdullah Faiz
Penulis
Perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu tradisi yang biasanya dilakukan oleh umat Muslim di berbagai belahan dunia untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Salah satu tradisi yang dilakukan saat peringatan Maulid adalah dengan membaca kitab Maulid.
Kitab Maulid merupakan karya sastra yang berisikan syair atau prosa tentang kehidupan, keutamaan, dan mukjizat Nabi Muhammad saw. Tujuan utamanya adalah untuk mengenang dan menghormati Nabi, serta meneladani akhlak beliau. Beberapa kitab maulid yang sering dibaca dalam tradisi Maulid, antara lain:
Maulid Al-Barzanji
Kitab Maulid Al-Barzanji sering dibacakan dalam bentuk lantunan atau syair. Kitab ini merupakan salah satu yang paling populer di kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia. Maulid Al-Barzanji berisi cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad saw, mulai dari kelahiran, masa kecil, hingga perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam. Nama kitab ini berasal dari pengarangnya, yaitu Syekh Ja'far bin Hasan al-Barzanji (1690–1766), seorang ulama dan penyair dari kota Madinah. (Lailatul Fitria et al., 2023).
Kitab Al-Barzanji ini disusun dalam bentuk prosa dan puisi (natsar dan nazham). Prosa berisi narasi sejarah Nabi Muhammad saw, sedangkan puisi berisi pujian dan sanjungan atas kemuliaan Nabi. Dalam pelaksanaannya, biasanya pembacaan Maulid Al-Barzanji dilakukan dalam bentuk syair yang dilagukan dengan irama khas setiap daerah. Acara ini sering kali diiringi dengan lantunan sholawat oleh jamaah.
Bagi banyak umat Muslim, Maulid Al-Barzanji tidak hanya sebuah ritual keagamaan, tetapi juga tradisi yang mengakar dalam budaya masyarakat sebagai bentuk rasa cinta dan penghormatan yang mendalam kepada Nabi Muhammad saw.
Maulid Ad-Diba’i
Disusun oleh Syekh Abdurrahman Ad-Diba’i, kitab ini juga menceritakan sejarah dan keutamaan Nabi Muhammad, namun dalam bentuk yang lebih singkat dibandingkan Al-Barzanji. Kitab Maulid ini tidak mempunyai nama khusus, sebagaimana penjelasan di dalamnya bahwa kitab ini terkenal dengan nama Maulid Diba’ karena dinisbatkan pada penyusunnya, yaitu Ibnu Diba’.
Kitab Maulid Diba’ adalah sebuah ringkasan dari Kitab Maulid Syaraful Anam yang dikarang oleh Syeikh Syihabuddin Ahmad Al-Mursi. Maulid Diba’ hanya sebatas ringkasan, namun isi, keutamaan, dan keberkahan sholawat tersebut sangat banyak karena di dalamnya terdapat beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
Secara eksplisit menunjukkan bahwa Maulid Diba’ karya yang agung, karena dapat memberikan pemahaman-pemahaman yang baru. pembaca tidak hanya mendapatkan pahala saja, akan tetapi, fadilah Maulid Diba’ mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru untuk menjadikan rasa kecintaan terhadap Rasulullah saw. (Alfani, 2023)
Maulid Simtudduror
Kitab karya Syekh Ali bin Muhammad Al-Habsyi ini berisi pujian dan doa kepada Nabi Muhammad, serta kisah hidup Nabi dari kelahiran hingga wafatnya. Kitab ini sangat dihormati di berbagai kalangan, terutama di lingkungan Ahlul Bait (keturunan Rasulullah) dan masyarakat yang memiliki hubungan kuat dengan tradisi sufi.
Di Indonesia, tradisi membaca Maulid Simtudduror menjadi bagian penting dalam perayaan Maulid Nabi, terutama di majelis-majelis taklim, pondok pesantren dan komunitas muslim tradisional.
Secara keseluruhan, Maulid Simtudduror menjadi salah satu sarana untuk mempererat hubungan spiritual umat Islam dengan Nabi Muhammad saw dan memperkuat kecintaan serta penghormatan kepada Nabi. Kitab Maulid Simtudduror termasuk kitab sastra Arab yang sangat detail dalam mengisahkan sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw dibandingkan kedua kitab maulid sebelumnya.(Khotimah & Arfan, 2021)
Pembacaan kitab Maulid sering diiringi dengan lantunan shalawat dan doa-doa. Acara biasanya dilakukan di masjid, mushola, atau rumah-rumah warga dengan menghadirkan jamaah, yang mendengarkan pembacaan sambil bershalawat bersama.
Selain aspek religius, perayaan ini juga sering menjadi momen sosial bagi masyarakat muslim untuk berkumpul, silaturahmi, dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Tradisi ini dianggap sebagai salah satu cara untuk menunjukkan rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad saw serta memperkuat hubungan spiritual dengan beliau.
Terpopuler
1
Amalan yang Dilakukan pada Malam Nisfu Sya’ban
2
Doa Mustajab di Malam Nisfu Sya’ban yang Dibaca Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
3
Muslimat NU Rayakan Nisfu Syaban di Kongres Ke-18 dengan Pemberian Ijazah Amalan
4
Kiai Aniq Muhammadun: Jangkar Fiqh NU , Sang Penjaga Tradisi
5
Rutinan Muslimat-Fatayat Padasari: Semangat Berjam’iyah Sambut Ramadhan
6
Pengukuhan Ranting Fatayat NU Juwiring Klaten, Awal Berkhidmah dan Mendakwahkan Islam Ahlusunah wal Jama’ah
Terkini
Lihat Semua