• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 8 Mei 2024

Regional

Peneliti Balitbang Agama Semarang Ungkap Pendidikan Keluarga Dapat Dipelajari dari Pitutur Leluhur

Peneliti Balitbang Agama Semarang Ungkap Pendidikan Keluarga Dapat Dipelajari dari Pitutur Leluhur
Seminar hasil penelitian nilai pendidikan keluarga dalam naskah keagamaan karya Mangkunegara IV di Solo. (dok. Balitbang Agama Semarang)
Seminar hasil penelitian nilai pendidikan keluarga dalam naskah keagamaan karya Mangkunegara IV di Solo. (dok. Balitbang Agama Semarang)

Solo, NU Online Jateng

Kasus perceraian yang kini cenderung semakin meningkat, salah satu penyebabnya karena pasangan kurang memahami konsep keluarga, sehingga kasus perceraian semakin meningkat. Padahal Kementerian Agama telah melakukan bimbingan pra-nikah, yang disampaikan kepada calon pasangan yang akan menikah.

 

Hal itu diungkapkan peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Agama Semarang, Umi Masfiah, saat menyampaikan hasil penelitian "Nilai Pendidikan Keluarga dalam Naskah Keagamaan Karya Mangkunegara IV", di salah satu hotel di Kota Solo, Selasa (17/11) lalu.

 

Umi yang dalam penelitian tersebut bertanggung jawab sebagai ketua peneliti, menyebut pendidikan keluarga, penting untuk diterapkan pada pra-nikah, karena dapat menjadi fondasi dalam membangun keluarga dan bermasyarakat.

 

“Menjadi penting bagi seorang calon pengantin maupun pasangan yang sudah menikah untuk mempelajari pendidikan keluarga. Nilai-nilai ini dapat diperoleh dari pitutur luhur para pendahulu, seperti yang sudah diajarkan Mangkunegara IV dalam beberapa karyanya,” terang Umi. 

 

Lebih lanjut Umi Masfiah mengatakan ada berberapa serat yang bisa jadikan rujukan dalam pendidikan setelah nikah yakni, Serat Pralambang Rara Kenya, Serat Pariminta, Serat Salokatama, Serat Pariwara, dan Serat Warayagnya. Sedangkan pendidikan setelah nikah terdapat dalam Serat Darmawasita, Serat Salokantara, dan Serat Manohara

 

“Diharapkan dalam berkeluarga adanya keuletan dan ketangguhan, memiliki fisik dan materi yang cukup untuk hidup mandiri dan membentuk keluarga  harmoni,” tutur Umi Masfiah.

 

Sementara itu, pengelola naskah kuno perpustakaan Reksa Pustaka Raden Nganten Ngabehi (R. Ngt. Ng.) Darweni mengatakan karya sastra sampai saat ini masih menjadi pedoman kehidupan dan bernilai keagamaan, khususnya mengenai nilai-nilai pendidikan keluarga. Karya sastra KGPAA Mangkunegara IV sangat universal dan  masih relevan digunakan dalam kehidupan bermasyarakat sampai saat ini khususnya sastra yang bernilai pendidikan keluarga.

 

“Serat-serat anggitan dalem KGPAA Mangkunegara IV berisi tentang nilai-nilai pendidikan keluarga sebagai pembentuk karakter bangsa merupakan kearifan lokal yang harus tetap dipertahankan dan dilestarikan dalam kehidupan masyarakat Jawa,” ungkap Darweni.

 

Seminar hasil penelitian nilai pendidikan keluarga dalam naskah keagamaan karya Mangkunegara IV ini berlangsung selama tiga hari, mulai Senin (16/11) sampai Rabu (18/11). Kegiatan ini melibatkan peneliti dari Balitbang Agama Semarang dan beberapa tokoh di Surakarta.

 

Kontributor: Fathurozi
Editor: Ajie Najmuddin
 


Regional Terbaru