• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 14 Mei 2024

Regional

Balitbang Agama Semarang Gelar Seminar Penelitian Karya Mangkunegara IV

Balitbang Agama Semarang Gelar Seminar Penelitian Karya Mangkunegara IV
Kepala Balitbang Agama Semarang, Samidi Khalim. (Foto: NU Online Jateng/Ajie Najmuddin)
Kepala Balitbang Agama Semarang, Samidi Khalim. (Foto: NU Online Jateng/Ajie Najmuddin)

Solo, NU Online Jateng

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama (Balitbang) Semarang menyelenggarakan seminar hasil penelitian nilai pendidikan keluarga dalam naskah keagamaan karya Mangkunegara IV. Kegiatan yang melibatkan peneliti dari Balitbang Agama Semarang dan beberapa tokoh di Surakarta itu berlangsung selama tiga hari, mulai Senin (16/11) sampai Rabu (18/11) di salah satu hotel di Kota Surakarta, Jawa Tengah.

 

Kepala Balitbang Agama Semarang, Samidi Khalim menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan untuk melakukan diseminasi (meneluarkan gagasan) terkait hasil penelitian yang dilakukan para peneliti Balitbang Agama Semarang terkait karya-karya Mangkunegara IV.

 

"Mangkunegara IV ini termasuk figur yang lengkap. Selain sebagai pemimpin, beliau juga seorang pujangga yang memiliki banyak karya," kata Samidi Khalim.

 

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV yang lahir pada tanggal 3 Maret 1811 dengan nama kecil Raden Mas Sudira. Ia menggantikan Mangkunegara III wafat pada tanggal 27 Januari 1853. Semasa hidupnya, ia melahirkan sejumlah karya di antaranya Serat Wedhatama, Serat Tripama, dan lain sebagainya. Salah satu karya komposisinya yang terkenal adalah Ketawang Puspawarna.

 

"Selama ini baru Serat Wedhatama yang banyak dikenal dan diajarkan di masyarakat, padahal masih banyak karya lain yang perlu dipelajari," terang Samidi.

 

Adapun, karya-karya Mangkunegara IV yang diteliti oleh Balitbang Agama Semarang ada sekitar 12 karya, dari sekian banyak karya. "Karya-karya tersebut kita terjemahkan, kemudian kita ambil nilai-nilai pendidikan keluarga yang ada di dalamnya," ungkapnya.

 

Ditambahkan Samidi, pihaknya berharap dari hasil seminar penelitian ini akan menambah wawasan kita semua mengenai khazanah keagamaan maupun persoalan lainnya sehingga semakin dapat bersikap dewasa. "Kami juga mengharapkan saran dan masukan dari elemen masyarakat, terutama dari para tokoh yang kami undang dalam kegiatan seminar ini," imbuhnya.

 

Dapat dikatakan di saat ia memerintah, Mangkunagaran berada di puncak kebesaran. Mangkunegara IV juga mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 3 November 2010 yang diberikan oleh Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Mangkunegara IV wafat pada tahun 1881 dan dimakamkan di Astana Girilayu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

 

 

Penulis: Ajie Najmuddin
Editor: Ahmad Hanan


Regional Terbaru