• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 12 Mei 2024

Regional

NU Jateng Kembali Bakal Gelar Bahtsul Masail Terbatas 

NU Jateng Kembali Bakal Gelar Bahtsul Masail Terbatas 
Pesantren Luhur Ngliyan, Kota Semarang tempat kegiatan Bahtsul Masail PWNU Jateng (Foto: NU Online Jateng/Mundzir)
Pesantren Luhur Ngliyan, Kota Semarang tempat kegiatan Bahtsul Masail PWNU Jateng (Foto: NU Online Jateng/Mundzir)

Semarang, NU Online Jateng 
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah kembali akan menggelar Bahsul Masail rutin tri wulan yang telah berhenti sejenak karena pandemi. Kegiatan ini akan digelar dengan jumlah peserta terbatas namun dengan waktu yang sama yaitu pukul 10.00-21.00 (WIB) bertempat di Pesantren Luhur, Dondong, Wonosari, Ngaliyan, Semarang, Senin, (9/11).  

 

Rais PWNU Jawa  Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh mengungkapkan, kegiatan ini akan diikuti 80 orang peserta dari perwakilan PCNU se-Jawa Tengah. “Akan diikuti 80 orang peserta dengan jadwal waktu sama seperti biasanya,” kata Kiai Ubaid. 

 

PCNU Kota Semarang telah survei lokasi ke Pesantren Luhur, Dondong dan sowan kepada pengasuh pesantren setempat, Kiai Thuba. 

 

“Maksud kedatangan kami ke sini untuk bersilaturahim sekaligus meminta izin kepada Pengasuh Pesantren Dondong bahwa PWNU meminta kesediaannya untuk berkenan ditempati Bahtsul Masail PWNU,” jelas Kiai Ali kepada NU Online Jateng, Selasa (27/10).

 

Sebagai pengasuh pesantren, Kiai Thuba sangat berterima kasih karena telah dipercaya sebagai tempat bahtsul masail. Ia berharap dengan kedatangan para kiai dan peserta bahsul masail, akan membawa keberkahan pada pesantren yang ia asuh.

 

“Kami berterima kasih sekali karena dipercaya sebagai tempat Bahsul Masail PWNU. Semoga memberikan keberkahan kepada kami semua.” ungkap lelaki yang akrab disapa Gus Thuba ini. 

 

Pesantren Luhur lanjut Gus Thuba, merupakan pesantren yang sangat tua. Pada masa itu, Pangeran Diponegoro biasa mendatangi pesantren yang didirikan oleh Kiai Syafi’i ini. Di antara buktinya, dahulu ada pohon sawo besar yang berdiri kokoh di depan pesantren. Pohon sawo waktu itu digunakan sebagai kode jaringan Pangeran Diponegoro. 

 

“Kalau persis berdirinya kapan pesantren ini kapan, saya tidak tahu, tapi menurut cerita, Pangeran Diponegoro dahulu sering ke sini. Mbah Sholeh Darat itu juga pernah nyantri di sini.” pungkas Gus Thuba. 

 

Penulis: Ahmad Mundzir 
Editor: M. Ngishom al-Barony


Regional Terbaru