Wonosobo, NU Online Jateng
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo kembali menggelar Pengajian Selapanan pada Sabtu (2/11/2024). Selapanan kali ini bertempat di Masjid Al-Ikhlas Dusun Gumingsir, Desa Purbosono, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo.
Kegiatan selapanan di lingkungan MWCNU Kertek diberi nama ‘Syuriyahan’. Hal ini merujuk pada kesadaran para kiai di jajaran Syuriyah NU untuk memberikan edukasi, teladan, pendampingan dan jawaban atas berbagai persoalan keagamaan di masyarakat. Event Syuriyahan diikuti oleh para pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah se-Kecamatan Kertek beserta masyarakat setempat.
Acara dimulai pada pukul 7.30 WIB dengan diawali Sima’an Al-Qur’an oleh Badan Otonom Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) NU PAC Kecamatan Kertek, dilanjutkan dengan mujahadah dan tahlil. Acara dilanjutkan dengan pembacaan kitab Bidayatul Hidayah dan tanya jawab masalah-masalah fikih dan diakhiri dengan mauidhoh hasanah serta doa penutup.
Pada acara Syuriyahan Ranting Gumingsir ini, Rais Syuriyah KH Ahmad Suyuti mengupas tentang kewajiban sesama muslim untuk saling mendukung dan menguatkan. Mengutip hadits Nabi, KH Ahmad Suyuti menjelaskan makna “al-mu’minu lil-mu’mini kal-bunyani yasyuddu ba’dhuhu ba’dha”.
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain. Tidak dianggap beriman kalau seorang mukmin malah menghancurkan yang lain. Tidak dianggap beriman kalau seorang mukmin malah menggembosi yang lain,” ujarnya.
KH Ahmad Suyuti juga mengingatkan bahwa kepemimpinan MWCNU yang baru perlu didukung dengan pendanaan yang memadai.
“Kepemimpinan yang baru telah kita pilih dalam Konferensi kemarin, maka tugas kita adalah memberikan masukan dan dukungan. Rais Syuriyah ibarat sopir. Ketua Tanfidziyah ibarat kondektur. Keduanya dititipi mobil lengkap dengan kuncinya. Tetapi jika tidak diberi bensin, maka mobil tidak akan jalan. Kita harus kompak dan pintar untuk mencari dana agar mobil besar bernama MWCNU Kertek bisa berjalan sesuai tujuan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rais Syuriyah Kiai Muhlisin menyampaikan pentingnya umat Islam untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian. Ia menuturkan, bahwa kematian pasti terjadi bagi setiap makhluk yang bernyawa.
“Dalam satu kitab dijelaskan bahwa ada seorang alim yang meninggal dunia. Beberapa hari berikutnya salah satu sahabatnya bermimpi melihat sang alim sedang ditanyai Malaikat Munkar dan Nakir dengan pertanyaan alam kubur. Selesai ditanya, sang alim menjawab semua pertanyaan malaikat dengan membaca nadzom aqidatul awam dari awal sampai akhir. Malaikat pun kemudian pergi meninggalkannya,” terangnya.
Sebagai informasi, turut hadir pada Syuriyahan kali ini Ketua Tanfidziyah H Sumantoro dan para pengurus MWCNU periode 2019-2024, baik Syuriyah maupun Tanfidziyah, serta Rais Syuriyah terpilih KH Ahmad Suyuti dan Ketua Tanfidziyah terpilih Kiai Muhafidz. Keduanya terpilih pada Konferensi MWCNU Kertek ke-X yang digelar pada hari Ahad (27/10/2024) lalu.
Kontributor: Lukman Nur Amin
Terpopuler
1
Prof Nizar: Alumni sebagai Aset Strategis Masa Depan
2
Safari Dakwah Rijalul Ansor Margasari Tegal: Dai Gemoy dan Syiar Aswaja yang Membumi hingga ke Desa
3
GP Ansor Gelar Harlah ke-91 di Banyumas, Gus Rifqi: Energi Raksasa dari Banyumas Harus Menular ke Kader
4
Ketum GP Ansor Kukuhkan 100 Ribu Banser Patriot Ketahanan Pangan: Dari Banyumas Menuju Kemandirian Bangsa
5
Khutbah Jumat: Menjemput Kedamaian dan Kemuliaan di Bulan Syawal
6
PCINU Libya Resmi Kukuhkan Kepengurusan Baru, Tekankan Pentingnya Mengembalikan Marwah Ulama NU
Terkini
Lihat Semua