• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Regional

Lakpesdam NU Klaten Gelar Diskusi tentang Desa, Kemiskinan, dan Sampah 

Lakpesdam NU Klaten Gelar Diskusi tentang Desa, Kemiskinan, dan Sampah 
Kegiatan diskusi soal sampah oleh Lakpesdam NU Klaten (Foto: NU Online Jateng/Eko Priyanto)
Kegiatan diskusi soal sampah oleh Lakpesdam NU Klaten (Foto: NU Online Jateng/Eko Priyanto)

Klaten, NU Online Jateng
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU  Kabupaten Klaten menggelar diskusi dengan tema 'Desa, Kemiskinan Dan Sampah' di Sekretariat Lakpesdam NU setempat.


Kegiatan yang berlangsung Senin (6/3/2023) dihadiri oleh Pengurus Lakpesdam NU, Perwakilan MWCNU Klaten, Pesantren Darul Afkar, Ika PMII Klaten, PA GMNI Klaten, KAHMI Klaten, Pardesi Klaten, Perempuan Astagina, WKRI, Forum Osis Klaten maupun tamu undangan yang lain. 


Hadir sebagai nara sumber Sekretaris Pardesi Klaten Heru Purnomo, Tokoh Pegiat Lingkungan Klaten Maria Suci, Pendamping RTLH Anton Sanjaya dengan dimoderatori oleh Divisi Kajian dan Riset Lakpesdam NU Klaten Rossalia Widyowati.


Ketua Lakpesdam NU Klaten Nuryadin Edi Purnomo mengatakan, kegiatan diskusi tematik diharapkan melahirkan ide, sikap kritis, dan solutif dalam merespons persoalan kemiskinan dan sampah yang masih ditemui di desa. 


"Sudah sejauh mana usaha pemerintah dalam penanganan kemiskinan, stunting, sampah, dan lain-lain. Karena sepaham kita melalui lintas kementerian dan lintas kedinasan sudah banyak intervensi program untuk mitigasi dan pengetasan kemiskinan," ujarnya kepada NU Online Jateng, Rabu (15/3/2023).


Menurutnya, berbagai program telah digelontorkan mulai dari Bansos, BLT, kartu prakerja, program TPS3R, padat karya, dan peningkatan kapasitas lainnya. Semestinya persoalan di atas berkurang secara signifikan namun Klaten masih masuk kategori miskin tinggi di Solo Raya.


Kades Pandes Wedi Heru Purnomo memaparkan, masalah mendasar tata kelola lingkungan kaitannya dengan kemiskinan dan sampah. Menurutnya, desa mempunyai kewenangan dalam pengelolaan dana desa. 


"Pengelolaan sampah sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Perdes 2016 tentang pengelolaan sampah dengan retribusi pengambilan sampah yang melibatkan komunitas peduli sampah, peduli sungai, dan peduli lingkungan," terangnya. 
 

Aktivis Pegiat Lingkungan Maria Suci menyampaikan, mengatasi masalah tanpa masalah seputar sampah tidak cukup dengan Reduse, Reuse, Recycle (3R). Konsep 3R belum bisa berhasil dengan bagus karena hanya ada aspek teknis saja.


"Belum ada perubahan pemikiran bagi masyarakat yang menganggap sampah itu perlu dikurangi atau dimanfaatkan sebagai sumber daya yang menguntungkan. Dengan aspek 8R, ada proses pemasukan social engineering, yaitu rethink yang memasukan perlunya perubahan pola pikir," tegasnya.


Pendamping RTLH Anton Sanjaya mengatakan, pengentasan kemiskinan hal yang sistematis. Paradigma pola pikir masyarakat yang harus diubah kaitanyya dengan usaha pengentasan kemiskinan. "Data tahun 2023 desa miskin ekstrim naik di mana di 21 kecamatan yang ada di klaten ada program 18 ribu RTLH," pungkasnya.


Pengirim: Eko Priyanto


Regional Terbaru