Kiai Abdul Mu’in: Bersihkan Hati dari Rasa Dendam dan Tidak Ikhlas
Senin, 16 Desember 2024 | 16:00 WIB

Dokumentasi kegiatan Jam’iyyah Kubro ke-14 dan Majelis Khatmil Qur’an di Pesantren Madrasatul Qur’an dan Tahfidzul Qur’an Suruhan, Karangjati, Wonosegoro pada Ahad (15/12/2024).
Siswanto AR
Kontributor
Boyolali, NU Online Jateng
Pimpinan Cabang (PC) Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Boyolali menyelenggarakan Jam’iyyah Kubro ke-14 dan Majelis Khatmil Qur’an di Pesantren Madrasatul Qur’an dan Tahfidzul Qur’an Suruhan, Karangjati, Wonosegoro pada Ahad (15/12/2024).
Pada kesempatan itu, pengasuh Pesantren Al Ghuraba’ Kudus, KH Mustamir Abdul Mu’in mengajak seluruh jamaah untuk mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Qur’an. Ia menuturkan, bahwa 30 juz yang ada di Al-Qur’an dapat menjadi bekal untuk menjalankan hidup termasuk berpolitik, semua ada dalam Al-Qur’an.
“Cuma caranya panjenengan harus ngaji, tidak boleh cari-cari sendiri. Caranya tanya kiai. Konsepnya, mau’idhatum mir rabbikum wa syifaa ul lima fishshuduuri (pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada),” tutur Kiai Mustamir.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwasanya pada saat ini yang sulit untuk dicari ialah hati yang bersih, lepas dari hasut, dengki, dan tidak senang dengan orang lain.
“Jangan sampai kita yang hafal Al-Qur’an punya rasa yang tidak senang, (apalagi) takabur, itu yang biasa merusak,” jelasnya.
Kiai Mustamir menyatakan, bahwa lebih baik fakir daripada mendukung suatu pilihan dalam Pilkada atau lainnya jika tidak sesuai dengan hati nurani. Menurutnya, hati nurani harus selalu dijaga.
“Itu yang merusak. Kalau kita yang jadi acuan karena (pamrih) uang, sementara hati kita tidak ke situ, jangan mengharap kamu menjadi kekasih Allah. Walau berdoa siang-malam tidak dikabulkan Allah, karena hatimu yang satu itu kamu jual dengan Rp300.000,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kiai Mustamir mengajak bagi para penghafal Al-Qur’an yang sudah dipilih Allah dan diwarisi Al-Qur’an agar tidak melakukan hal yang tidak semestinya. Ia mencontohkan, orang hafal Al-Qur’an sentimen (bersikap berlebihan) tentang pilihan Bupati.
“Guru saya KH Sya’roni berkata, bila sesuatu itu banyak, maka murah, kecuali yang bisa memenuhi adab. Dahulu, orang hafal Al-Qur’an itu (belum banyak) hebat, sekarang di mana-mana banyak yang hafal Al-Qur’an,” ungkap Kiai Mustamir.
“Maka kita harus perang, hati dibersihkan dari rasa dendam dan rasa tidak ikhlas,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua PC JQHNU Boyolali KH Ahmad Zukhrufussurur mengatakan, di antara kegiatan JQHNU Boyolali yakni mengadakan Jam’iyyah Kubro 2 kali setiap tahun, yang ke-14 ini diadakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) JQHNU Wonosegoro dan Wonosamodro.
“Anggota JQH tidak hanya qurra’ dan huffazh saja, namun juga ada muhibbin yang benar-benar ikut. Silakan muhibbinnya dibentuk untuk penguatan JQH,” tambahnya dalam pengajian yang dihadiri sekitar 500 jamaah itu.
Kiai Ahmad Zukhrufussurur berharap, agar seluruh jamaah yang datang dapat membawa berkah untuk Wonosegoro dan Wonosamodro serta keluarga dan sekitarnya.
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Muslimat NU DIY Gelar Bakti Sosial dan Pasar Murah Guna Ringankan Beban Masyarakat
6
NU Care-LAZISNU Dukung Penyelenggaraan Workshop Jurnalisitik Filantropi di Cilacap Jateng
Terkini
Lihat Semua