• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 30 April 2024

Regional

Kembalikan Ruh Pesantren di Madin melalui Baca Kitab Kuning

Kembalikan Ruh Pesantren di Madin melalui Baca Kitab Kuning
Kegiatan pelatihan akselerasi baca kitab kuning di Ungaran (Foto: Dok)
Kegiatan pelatihan akselerasi baca kitab kuning di Ungaran (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Program akselerasi baca kitab kuning model ibtidai bertujuan untuk mengembalikan ruh pesantren di lembaga madrasah diniyah takmiliyah (MDT) untuk mengurangi penggunaan modul berbahasa Indonesia sehingga ruh pesantren menjadi warna di Madin. 


Ketua Tim MDT Kabid Pendidikan Diniyah dan Pontren Kanwil Kemenag Jawa Tengah Hj Aini Sa'adah mengatakan pentingnya kompetensi guru Madin memahami kitab kuning sebagai warisan ulama. Karena awal berdirinya Madin memakai Kitab kuning atau turats. 


"Dengan adanya program akselerasi baca Kitab kuning akan sangat bermanfaat terutama bagi guru Madin yang berlatarbelakang nonpesantren. Hal tersebut karena tidak semua guru Madin mengenyam pendidikan pesantren salaf yang berbasis kitab kuning," ujarnya pada acara pembukaan di Madin Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (27/11/2023).


Dalam siaran pers yang diterima redaksi NU Online Jateng, Kamis (30/11/2023) tuan rumah kegiatan Akhmad Sururi menyampaikan terima kasih kepada Kemenag Provinsi Jawa Tengah yang telah bersinergi dengan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT).


"Kami senang karena bisa bersinergi dengan baik dalam peningkatan kompetensi guru Madin melalui akselerasi baca Kitab kuning. Semoga program ini bisa berkelanjutan sehingga anak anak kita di Madin akan bisa memahami kitab kuning dengan metode Ibtidai," terangnya.


Menurutnya, kegiatan akselerasi baca kitab kuning menjadi bagian untuk menjaga tradisi pesantren dengan tafaquh fiddin melalui pemahaman kitab kuning. Menjaga dan merawat tradisi lama yang baik ini sangat penting. Namun kita juga tidak boleh apatis dengan perkembangan teknologi dan  informasi yang begitu dasyat. 


"Oleh karena itu, sebagai pengelola madin juga gurunya diharapkan agar bisa mengakses teknologi dan informasi, termasuk yang menjadi kewajiban kita bersama yaitu, emis 4.0," pungkasnya.


Sebagai  nara sumber dalam kegiatan akselerasi kitab kuning metode Ibtidai adalah Kiai Mujahidin Rohman dari Pesantren Nurul Ikhlas Jepara diikuti sebanyak 60 peserta dari berbagai daerah. (*)
 


Regional Terbaru