• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Regional

Haul Kiai Mukhlisin Semarang Diisi dengan Semaan Al-Qur'an

Haul Kiai Mukhlisin Semarang Diisi dengan Semaan Al-Qur'an
Kegiatan haul ke-18 almaghfurlah KHM Mukhlisin, Gunungpati, Kota Semarang (Foto: Dok)
Kegiatan haul ke-18 almaghfurlah KHM Mukhlisin, Gunungpati, Kota Semarang (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Peringatan Haul ke-18 KHM Mukhlisin Pendiri dan Pengasuh Pesantren Al-Uswah Pakintelan, Gunungpati, Kota Semarang dibarengkan dengan hari lahir (Harlah) Pesantren Al-Uswah ke-22 dan haflah khatmil qur’an. 


Salah satu Pengasuh Pesantren Al-Uswah Ustadz Mukhammad Zulfa mengatakan, rangkaian acara dimulai dengan tasyakuran makan bersama di halaman masjid pesantren. "Selanjutnya dimulai semaan al-Qur’an diakhiri dengan ziarah ke maqbarah KH Mukhlisin pada Jumat (29/7/2022) sore," ujarnya.


Siaran pers yang diterima NU Online Jateng, Selasa (2/8/2022) disampaikan, ada 23 pembaca bil ghaib juz 30 dan 8 santri putra-putri yang telah merampungkan mengaji binnadzor 30 juz sebanyak 8 orang. 


"Acara puncak berlangsung Sabtu (30/7) pagi dimulai dengan khatmil qur’an di halaman Pesantren Al-Uswah. Hadir sebagai pembicara KH. Abdur Rohim (Ki Joko Goro-Goro) dari Demak sebagai pemberi mauidhoh hasanah," ucapnya.  


Sekilas profil Kiai Mukhlisin dan Al-Uswah. Pria kelahiran Semarang 1948 memiliki 8 orang anak. KHM Thoyyib Farchany adalah anak tertua sekarang meneruskan perjuangan sebagai Pengasuh Pesantren Al-Uswah. 


Semenjak mengenyam pendidikan di Madrasah Qudsiyyah Kiai Mukhlisin sudah mengisi pengajian di berbagai tempat. Bahkan hingga akhir hanyatnya masih menjadi mubaligh memberikan tausiyah. 


KH Mukhlisin saat itu (sekitar tahun 1997) melihat fenomena pemuda-pemudi usia sekolah semakin meninggalkan dalam belajar agama. Terutama di Kota Semarang, yang notabene adalah pusat ilmu agama Islam pada masa KH Sholeh Darat lambat laun tergerus oleh kebudayaan Kota Semarang yang semakin maju dalam ekonomi maupun industri. 


Pelajar lebih mementingkan sekolah umum untuk mengejar ijazah SMA/SMK saja sebagai bekal bekerja dan terkesan tidak menghiraukan ilmu agama. Berdasarkan fenomena tersebut KH Mukhlisin berniat mendirikan sebuah pesantren yang di dalamnya terdapat sekolah formal.


Tahun 2000 cita-cita KH Mukhlisin tersebut terwujud sebuah pesantren dengan lokasi yang luas berdiri di Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati dengan nama Al-Uswah. Karya tulis yang terdeteksi ada syiir NU (1978) dan syiir dan doa. Baru empat tahun merintis pesantren beliau kembali ke pangkuan Allah. 


Rintisan awal pesantren terdapat majelis ta’lim Ahad pagi, baru kemudian terdapat Taman Pendidikan Qur’an, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Diniyah. Seiring berkembangnya zaman sekarang terdapat 253 santri di pesantren ini.


Regional Terbaru