• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 28 Maret 2024

Regional

Kader GP Ansor Diminta Pahami Sejarah Organisasi dan Pengabdian

Kader GP Ansor Diminta Pahami Sejarah Organisasi dan Pengabdian
Suasana peringatan Harlah ke 88 GP Ansor di Boyolali (Dok. Media Ansor Boyolali)
Suasana peringatan Harlah ke 88 GP Ansor di Boyolali (Dok. Media Ansor Boyolali)

Boyolali, NU Online Jateng
Gerakan Pemuda (GP) Ansor sebagai Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) telah menapaki usia ke-88 tahun pada 24 April 2022. Sejarah panjang perjuangannya menjadi bukti keberadaannya di masyarakat. Karenanya, kader GP Ansor harus memiliki pemahaman sejarah untuk melanjutkan pengabdian organisasi, tak terkecuali kader di Boyolali, agar tidak salah bertindak.

"Kalau mengaku NU, harus mengerti sejarah, yaitu harus taat pada kiai. NU tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana," kata Kepala Satuan Koordinator Cabang (Kasatkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Boyolali tahun 2010-2014, Ribut Budi Santoso, Ahad (23/4) dini hari.

Disampaikan, NU dan banomya beruntung karena pola organisasinya bottom-up (dari bawah ke atas) dan memiliki basis anggota serta aspirasi dari bawah yang banyak. Ini bisa menjadi modal dalam membangun organisasi yang lebih solid.

Ia berharap agar kader Ansor dan Banser lebih memahami perannya dan tidak ada gesekan yang kontraproduktif. "Di antara peran GP Ansor adalah bagaimana memenuhi hubungan baik di antara manusia, dengan mampu mengambil peran untuk mengurusi yang belum diurusi orang lain. Mengurusi ruang yang belum diisi," terang anggota DPRD Boyolali itu.

Pada acara Sarasehan Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-88 GP Ansor yang diselenggarakan Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Boyolali, di Pesantren Hidayatul Mustarsyidin Sempu, Andong, Boyolali tersebut turut dihadiri para demisioner Ketua GP Ansor dan Kasatkorcab Banser Boyolali dari masa ke masa.

Salah satunya, yakni Muhammad Zein Al Fatih yang pernah menjadi Ketua PC GP Ansor Boyolali selama tiga periode. Zein menegaskan lima bidang yang harus dipahami kader GP Ansor dalam rangka memantapkan eksistensinya.

"Pertama, politik. Berpikir dan bertindak cerdas dalam mencapai kebaikan bersama, baik untuk internal Ansor maupun bagi masyarakat dan negara," ungkapnya.

Hal Kedua, yakni ekonomi. Yaitu dengan memahami modal, produk, pasar, serta aspek apapun yang menentukan panjang dan bermanfaatnya suatu hasil karya, apakah produk ekonomi maupun produk pengabdian Ansor kepada warga.

Ketiga, kebudayaan. NU dan banomnya telah membangun peradaban yaitu dengan mengamankan NKRI. Keempat, sosial. Terus bekerja sama dengan masyarakat, sehingga menjadikan NU dan banom semakin nyaman.

"Kelima, stabilitas. Ansor dan Banser harus bersahabat dengan aparat dalam memberi keamanan dan kenyamanan rakyat," ujarnya.

Tiga Pesan

Sementara itu, Kasatkorcab Banser Boyolali masa khidmat 2014-2018, M Abdullah menyampaikan tiga pesan dari Rais MWCNU Simo, KH Subur Aditama, yang telah meninggal belum lama ini. Dikatakan, tiga pesan dari Kiai Subur tersebut yakni dalam kehidupan atau berorganisasi itu harus sabar, ikhlas, dan istiqamah.

"Perbedaan pendapat di antara anggota itu indah. Kita harus mengambil hikmah dari sejarah agar organisasi berjalan lebih baik," ungkapnya.

Ketua PC GP Ansor Boyolali Husein Ahmadi, menyatakan, keberhasilan yang dicapai GP Ansor Boyolali sekarang, tak lepas dari perjuangan para pendahulu. "Terima kasih banyak atas kehadiran para senior yang memberikan banyak inspirasi malam hingga dini hari ini," ucapnya.

Peringatan Harlah GP Ansor di Boyolali diselenggarakan dengan berbagai kegiatan, mulai dari khataman Al-Qur'an 88 majelis, pembacaan maulid, sarasehan dengan senior GP Ansor, pemutaran video profil senior beserta sejarah GP Ansor Boyolali, koordinasi dengan Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor se-Boyolali, dan diakhiri dengan sahur bersama.

Pengirim: Siswanto AR


Regional Terbaru