• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Regional

ISNU Demak: Merawat Jagat Berarti Menjaga dan Melestarikan Alam untuk Kebermanfaatan

ISNU Demak: Merawat Jagat Berarti Menjaga dan Melestarikan Alam untuk Kebermanfaatan
Diskusi dalam rangka peringatan Harlah NU di Sayung, Demak (Dok. ISNU Sayung Demak)
Diskusi dalam rangka peringatan Harlah NU di Sayung, Demak (Dok. ISNU Sayung Demak)

Demak, NU Online Jateng
Ketika berbicara tentang Nahdlatul Ulama (NU), tidak akan pernah kehabisan bahan, tidak akan pernah kehabisan referensi, dan perbincangannya selalu menarik. Sampai ada yang memplesetkan kalimat salam khas NU: wallahul muwafiq ila aqwamit thariq.

"Wallahul muwafiq ila aqwamit thariq
, walaupun sering konflik tapi tetap menarik," kelakar ketua Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Demak, Agus Taufiqur Rohman saat membuka dialog interaktif, yang diselenggarakan Pengurus Anak Cabang (PAC) ISNU Sayung, Demak, Ahad (6/3)

Disampaikan, NU hadir untuk kemaslahatan umat, perekonomian umat, pelopor para pemuda, dan tentunya sebagai rahmatan lil alamin. "Seperti yang menjadi jargonnya, al-muhafadzah alal-qadim al-shalih wal-akhdzu bil-jadid al-ashlah, melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik, dan hal itu sangat relevan sepanjang zaman," tegasnya.

Ia melanjutkan, peringatan Hari Lahir (Harlah) NU tahun ini yang mengangkat tema 'Merawat Jagat, Membangun Peradaban'. Secara filosofis Nahdliyin dituntut untuk menjaga dan melestarikan alam atau dunia untuk kebermanfaatan, dan jangan hanya mengambil atau eksploitasi saja tapi juga bagaimana menjaga, merawat, dan melestarikan jagat ini agar tetap menjadi baik.

"Ada dua dimensi mendasar, yaitu bumi sebagai tempat kita hidup dan kita pijak bersama. Kedua, tatanan kehidupan di atasnya, ini harus kita rawat supaya jangan sampai kita membuat kerusakan-kerusakan di muka bumi ini," terangnya.

Agus menambahkan, membangun peradaban, ada pakar juga yang menyebutkan menyempurnakan peradaban, seorang tokoh barat menyatakan, bahwa peradaban ini menjadi hal yang sangat penting, menjadi hal yang sangat krusial, sangat esensial dalam sendi-sendi kehidupan manusia.

"Semisal jika ingin mengusai manusia, menguasai negara, mengusai apapun itu kuncinya satu, kuasailah peradaban. Suatu negara bisa dijajah manakala kebudayaan, tradisi dan peradabannya bisa dikuasai. Seperti Nabi Muhammad diturunkan itu untuk memperbaiki akhlak manusia, dan akhlak itu juga salah satu bagian dari peradaban," jelasnya.

Islam di Tiongkok

Kegiatan diskusi yang digelar di Pesantren Fathul Huda Sidorejo, Sayung, Demak tersebut juga menghadirkan narasumber lainnya, yakni Wakil Katib Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok, Sugiarto Pramono. Dalam pemaparannya ia menjelaskan Islam di Tiongkok menjadi agama yang sudah sangat meluas.

"Penduduk Tiongkok ada 1,3 Milyar, sedangkan Indonesia 278 juta jiwa. Maka, jika dihitung penduduknya yang beragama Islam juga tidak kalah banyak dengan negara kita," terang Sugiarto yang lulusan S3 jurusan politik internasional di Tiongkok.

Sugiarto melanjutkan, Provinsi Xinjiang yang ada di China adalah salah satu penduduk yang mayoritas Islam, namun karena keberadaannya di perbatasan, sehingga rawan terjadinya gesekan, karena di daerah perbatasan ada tiga hal yang selalu dialami, pertama nasionalismenya lemah, susah untuk berbahasa nasional, yang terakhir karena ideologi lemah sangat berpotensi disusupi ideologi tetangga.

"Oleh sebab itu, dulu ketika Xinjiang ramai, PBNU menjadi satu lembaga yang menjadi tempat aduan, duta besar Amerika, duta besar Tiongkok, kelompok HAM, dan berbagai elemen lainnya datang ke PBNU. Kenapa dari kelompok-kelompok dengan kubu politik yang berbeda-beda kok sowan ke PBNU? Ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa NU itu sebenarnya moderat," tegas Sugiarto.

Diketahui, kegiatan tersebut juga bersamaan dengan pelantikan Pengurus Komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Pesantren Fathul Huda Sidorejo masa khidmah 2022-2023. Hadir pula Ketua MWC Sayung, KH Lutfi Najib dan perwakilan dari Banom NU Sayung.


Ketua PAC ISNU Sayung M Abdur Rochman dalam sambutannya mengatakan bahwa potensi sarjana di wilayah Sayung sangat banyak. Akan disayangkan, kalau tidak ada diwadahi. "Harus dikemanakan para sarjana NU ini? Mari kita bersama-sama dengan pangkat dan gelarnya masing-masing untuk berkontribusi terhadap Nahdlatul Ulama," ajaknya.

Kontributor: Samsul Maarif
Editor: Ajie Najmuddin


Regional Terbaru