Demak, NU Online Jateng
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Bonang menggelar Workshop Jurnalistik dan Desain Grafis di Gedung Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bonang, Kabupaten Demak, Ahad (27/2).
Kegiatan yang mengambil tema Meningkatkan 'Produktifitas, Kreatifitas dan Inovasi Kader Melalui Karya Tulis dan Desain' tersebut diikuti oleh perwakilan dari 19 Ranting GP Ansor yang ada di Kecamatan Bonang juga Satkoryon dan PAC IPNU Bonang.
Ketua PAC GP Ansor Bonang Muhammad Mahfudz mengatakan, kalau kader Ansor harus melek informasi, melek teknologi lebih-lebih medsos, agar bisa dan mampu mengelola serta aktif lebih-lebih untuk memerangi hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian.
"Intinya kita tidak kalah dalam teknologi. Karena Ansor hari ini dibutuhkan oleh para masyayekh. Melihat isu-isu hari ini sangat luar biasa. Apalagi kalau tidak mampu untuk men-counter, isu-isu yang beredar, kita harus bisa membentenginya," ucapnya.
Mahfudz menambahkan, membela ulama dan kiai adalah tugas wajib sebagai kader muda NU, tidak hanya di dunia nyata namun juga di dunia maya, ancaman media sosial saat ini perlu dibendung, kader Ansor jangan gagap teknologi (gaptek).
"Ini adalah salah satu upaya kita untuk membentengi NKRI agar tidak terpecah belah oleh isu-isu yang tidak benar. Karena belakangan ini, masyarakat banyak dicekoki muatan-muatan yang mengandung unsur ujaran kebencian yang disebar melalui media sosial," tegasnya.
Ketua Panitia Agus Maimun menjelaskan bahwa peserta yang ikut workshop nantinya akan berperan sebagai pioner di ranting masing-masing, untuk menggalakkan dunia maya serta memerangi bersama terhadap isu-isu tidak benar yang sedang beredar.
"Setelah ini akan kami tindak lanjuti dalam wadah baru yang bernama Cyber Ansor Bonang (CAB)," terangnya.
Sementara itu, salah satu pemateri dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Mranggen, Demak Rifqi Ghozali menegaskan bahwa media cukup memberikan pengaruh yang besar, di era banjir informasi jangan semuanya ditelan mentah-mentahm harus ada filternya.
"Jangan sampai kita mudah terbawa arus apalagi ikut menyebarkan kabar yang tidak benar. Selepas ini, kita harus mampu membedakan berita hoaks dan tidak. Dapat ditempuh diantaranya dengan proses penggalian informasi seperti pengamatan langsung, wawancara, penggalian data berupa file, dokumen dan lain sebagainya," Jelas Ghozali.
Selain pelatihan jurnalistik, workshop tersebut juga dilanjutan dengan pelatihan desain grafis yang disampaikan oleh narasumber Syamsul Arifin.
Kontributor: Samsul Maarif
Editor: Ajie Najmuddin
