• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 15 Mei 2024

Regional

Haul Sesepuh NU Pekalongan, Ini Sepenggal Karamah Mbah Yai Zaini

Haul Sesepuh NU Pekalongan, Ini Sepenggal Karamah Mbah Yai Zaini
KH Zuhdi Khariri di acara haul sesepuh NU Pekalongan (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)
KH Zuhdi Khariri di acara haul sesepuh NU Pekalongan (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)

Pekalongan, NU Online Jateng

Tanggal 8 Syawal di Pekalongan tidak saja terkenal dengan budaya syawalan yang ditandai dengan makanan khas bernama lopis. Akan tetapi tanggal 8 Syawal sebagaimana telah berlangsung cukup lama, ada peringatan wafatnya beberapa tokoh dan ulama NU dengan menggelar acara meski secara sederhana.


"Pada waktu yang bersamaan ada peringatan Haul ke-77 KH Abdul Aziz Abu Naim, haul ke-88 Nyai Hj Maryam Abdul Aziz, haul ke-21 KH Mudzakir Asyhuri, dan Haul ke-20 KH Zaini Asyhuri," ujar aktivis NU Kota Pekalongan Ustadz Tasyhudi.


Dikatakan, peringatan haul digelar di makbarah (makam, red) Banyurip Ageng yang diisi dengan pembacaan surat Yasin, dalailul khairat, dan tahlil. Menurutnya, acara haul para tokoh yang digelar pagi hari selalu ditunggu-tunggu umat Islam dan selalu dibanjiri oleh warga di wilayah Pekalongan dan sekitarnya.

 

Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan KH Zuhdi Khariri dalam taushiyahnya mengisahkan perjalanan hajinya yang berlangsung pada tahun 90-an. Dirinya dititipi salam oleh KH Mudzakir untuk disampaikan ke Rasulullah SAW, salam yang dititipkan berupa bacaan shalawat panjang yang tertulis di kertas.


"Saat di belakang makam Rasulullah SAW shalawat saya baca dan setelah selesai kertas dimasukkan ke saku, di samping saya ada seseorang yang bawa kertas berisi tulisan shalawat persis seperti yang saya bawa," ujarnya.


Disampaikan, dirinya mengira kertas itu miliknya, lalu mencoba untuk menarik kertas terus, tapi ternyata tidak bisa diraih. Lalu dirinya merogoh dan melihat sakunya, ternyata kertas yang berisi tulisan shalawat itu masih ada, dan saat itu juga orang di sampingnya sudah menghilang.


"Sampai di tanah air, saya kemudian bertanya kepada KH Mudzakir terkait kejadian tersebut dan dapat jawaban bahwa orang yang di samping saya saat di makam Rasulullah adalah Mbah Wali Zaini yang selama 50 tahun lebih hanya berada di kamar," terangnya.


Penulis: M Ngisom Al-Barony

Editor: Samsul Huda


Regional Terbaru