Regional

Di Usia Senja, 127 Lansia Semangat Mondok di Masjid Agung Demak

Selasa, 4 Maret 2025 | 12:00 WIB

Di Usia Senja, 127 Lansia Semangat Mondok di Masjid Agung Demak

Pesantren Ramadhan di Masjid Agung Demak.

Demak, NU Online Jateng 

Sebanyak 127 lansia dari berbagai daerah antusias mengikuti Pesantren Ramadhan di Masjid Agung Demak. Dengan harapan meraih keberkahan dan meneladani jejak Sultan Fattah, pendiri Kesultanan Demak Bintoro, kegiatan ini berlangsung selama 27 hari, dimulai sejak 1 Maret atau bertepatan dengan 1 Ramadhan 1446 H.


Para santri lansia berasal dari berbagai daerah seperti Demak, Grobogan, Semarang, Kendal, Jepara, Solo, Purworejo, Madiun, Magetan, Malang, Surabaya, Jakarta, Lampung, hingga Makassar. Mereka datang diantar oleh keluarga sambil membawa perlengkapan pribadi. Setibanya di lokasi, para santri diterima oleh pengasuh pesantren dan diarahkan ke kamar yang telah disediakan.


Ketua Umum Takmir Masjid Agung Demak, KH Nur Fauzi, menjelaskan bahwa program ini khusus diperuntukkan bagi lansia berusia minimal 56 tahun. Dari total peserta, lebih dari 10 orang di antaranya telah berusia di atas 80 tahun, namun tetap bersemangat menjalani ibadah dan pembelajaran selama Ramadhan.


"Kami menyediakan 10 kamar berukuran besar, delapan di antaranya untuk santri putri. Semua fasilitas disediakan secara gratis untuk memastikan kebutuhan para santri terpenuhi," ujar KH Nur Fauzi seusai berziarah ke Makam Sultan Fattah dan Sultan Trenggono bersama para santri lansia, Senin (3/3/2025).


Antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai lebih dari 200 orang. Namun, karena keterbatasan fasilitas, tidak semua pendaftar dapat diterima.


"Tahun ini berbeda dari sebelumnya. Pendaftaran telah penuh sebelum Ramadhan tiba. Tahun lalu, masih ada kesempatan mendaftar di hari pertama puasa," tambahnya.


Pesantren Ramadhan Lansia ini memiliki keistimewaan berupa tabarukan atau mencari keberkahan di Masjid Agung Demak, yang merupakan tempat berkumpulnya para Walisongo dalam menyebarkan ajaran Islam.


"Mereka yang nyantri di sini bisa dianggap sebagai santri Sultan Fattah. Sebelum menjadi Sultan, beliau adalah seorang ulama yang mengasuh Pesantren Glagahwangi," ungkap Wakil Ketua Takmir Masjid Agung Demak, KH Abdullah Mahali, saat membuka acara di aula kompleks Makam Raja-raja Kesultanan Demak.


Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Panitia Kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri Masjid Agung Demak, H Muhammad Ihsan, Sekretaris Takmir H Fatkhan Abdul Aziz, serta Lurah Pondok Kiai Zaenuri.


Salah satu santri lansia, Maksum (86) asal Magetan, mengaku mengikuti pesantren ini setelah diajak oleh temannya yang telah empat kali berpartisipasi.


"Saya dulu pernah mondok di pesantren di Godong Grobogan. Sekarang, di usia lanjut, masih diberi kesempatan nyantri lagi. Bagi saya, menuntut ilmu agama itu tidak mengenal usia, sampai akhir hayat," tuturnya.


Pesantren Ramadhan Lansia di Masjid Agung Demak menjadi bukti bahwa semangat menuntut ilmu dan beribadah tetap membara di usia senja. Program ini juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus meningkatkan keimanan dan kecintaan terhadap Islam.