Semarang, NU Online Jateng
Sejumlah peserta Lomba Poster dalam perhelatan Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) XII yang diselenggarakan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah masih terjebak pada gambar ilustrasi.
Juri Lomba Poster Porsema XII NU Jawa Tengah Dany Dwia mengatakan, peserta lomba terjebak pada hanya bagus-bagusan ilustrasi gambar, seharusnya pesan pada poster mesti gampang diterima dan harus sampai.
“Teknis membuat poster mulai berkembang, seharusnya pesan pada poster gampang diterima dan harus sampai,” kata Dany Dwia kepada NU Jateng, Sabtu (12/2/2023).
Menurutnya, agar pesan dalam sebuah poster tersampaikan, seharusnya tidak sekadar mengutamakan ilustrasi saja. Tetapi harus dikembangkan terutama pesan yang ingin disampaikan harus terarah, bukan hanya mengacu nilai estetika gambar saja.
Juri Lomba Poster dari Purwakarta Efen Nurfiana juga berkomentar bahwa membuat poster tidaklah mudah, tetapi harus bekerja keras.
"Saya menyadari kreativitas bekerja di kepala anak-anak muda lebih keras. Keberanian memilih media, mengolah warna, menerapkan ide, sekalipun sifat dari anak-anak di dalam poster-poster ini tidak lantas mendadak dewasa dan bernapas dengan banyak pengalaman, namun ini menjadi suatu yang menggemaskan," ucapnya.
Juri yang pernah menjadi penilai ada perlombaan yang dimuat di https://www.sksp-literary.com/search/label/Galeri?m=1 ini menjelaskan, bahwa karakteristik, bentuk, dan ekspresi yang dikeluarkan, perlu untuk kita lihat dan teruskan.
Dikatakan, menyaksikan secara langsung bagaimana kreativitas itu menciptakan dirinya di dalam poster poster ini, seolah-olah menghidupkan bentuk-bentuk dasar keberanian sekaligus menekan bel peringatan, di mana kreativitas yang berlimpah tidak muncul dengan kekosongan.
"Poster karya SMP/MTS, SMA/MA/SMA sederajat ini membuktikan itu pada saya hari ini,” pungkasnya.
Pengirim: Niam