• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Regional

BTT Yasmin Kroya Cilacap Fokuskan Penguasaan Al-Qur'an dan Kitab Kuning

BTT Yasmin Kroya Cilacap Fokuskan Penguasaan Al-Qur'an dan Kitab Kuning
Rais PCNU Cilacap KH Su'ada Adzkiya meresmikan pendirian BTT Yasmine. (Foto: NU Online Jateng/Irfan)
Rais PCNU Cilacap KH Su'ada Adzkiya meresmikan pendirian BTT Yasmine. (Foto: NU Online Jateng/Irfan)

Cilacap, NU Online Jateng
Beberapa waktu belakangan ini, animo masyarakat untuk menghafalkan Al-Qur'an terus mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya lembaga-lembaga untuk menghafal Al-Qur'an yang berlatar non pesantren.

 

Berbeda dengan pesantren yang mengharuskan santri-santrinya untuk menetap selama 24 jam, lembaga-lembaga tersebut lazimnya hanya mewajibkan pertemuan dengan durasi terbatas, yakni antara 2 sampai 3 jam untuk sekali pertemuan.

 

Fenomena seperti ini tentu harus direspons oleh kalangan pesantren. Jamak diketahui bahwa sebenarnya tradisi menghafalkan Al-Qur'an telah hidup selama berabad-abad di banyak pesantren Nahdliyin. Oleh karenanya, penting untuk terus merawat tradisi tersebut sembari menyesuaikan diri dengan perubahan.

 

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Yayasan Miftahul Huda Kroya, Cilacap, Jawa Tengah mendirikan sebuah lembaga baru yang dikhususkan untuk mempelajari Al-Qur'an dan mengkaji kitab bernama Bayt el Tahfidz wa Turots (BTT) Yasmine.

 

Peresmian lembaga yang ditujukan untuk mendampingi siapa saja yang berkeinginan mempelajari dan menghafal Al-Qur'an dan turots, namun masih belum atau tidak memiliki kesempatan menetap di pesantren ini berlangsung pada Rabu (16/12).

 

Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap KH Su'ada Adzkiya yang meresmikan pendirian BTT Yasmine ini mengatakan bahwa pendirian lembaga ini setidaknya memiliki dua manfaat penting.

 

"Manfaat pertama, adalah dalam sisi agama. Dalam agama jelas dinyatakan bahwa para penghafal Al-Qur'an memiliki posisi istimewa. Kedua, dalam sisi Pendidikan,” ungkapnya.

 

“Diharapkan bisa membuka peluang-peluang dalam dunia pendidikan. Seperti yang kita ketahui, banyak perguruan tinggi yang menawarkan beasiswa kepada para pengahafal Al-Qur'an," lanjutnya.

 

Metode kedepankan kemudahan, keshahihan, dan bersanad

Pendiri BTT Yasmine, Nyai Hj Masfu'ah, menyatakan bahwa pada prinsipnya lembaga ini berupaya agar pengajaran Al-Qur'an dan turots dilakukan dengan metode yang diterapkan di pesantren-pesantren, yakni mengedepankan keshahihan (benar) dan bersanad, namun mudah diadaptasikan dengan kondisi saat ini.

 

"Garis besar prinsip pengajaran kami adalah mudah, benar (shahih), dan bersanad,” jelasnya.

 

“Mudah artinya kami ingin memberikan cara belajar dan menghafal yang memudahkan dan tidak terlalu membebani anak sehingga mereka bisa membagi waktu untuk sekolah dan menghafal. Agar sama-sama jalan," tambahnya.

 

Sosok yang juga merupakan pemilik PT Jadi Baru Group ini juga menjelaskan makna benar dan bersanad. Benar (shahih) berarti pihaknya mengupayakan agar yang dipelajari dan dihafal anak adalah bacaan yang sudah benar.

 

“Terutama secara pelafalan (makharijul huruf). Lebih baik agak lama tapi yang dihafalkan benar, karena untuk memperbaiki bacaan ketika sudah hafal akan lebih sulit," tukasnya

 

"Bersanad berarti apa yang diajarkan memiliki silsilah hingga Rasulullah. Para pengajar di sini adalah alumni pesantren tahfidz. Mereka belajar dan menghafal secara talaqqi (tatap muka) di hadapan para ulama yang memiliki sanad Al-Qur'an."

 

Lebih lanjut, ibu satu putra dan dua putri ini menyatakan bahwa mempelajari dan menghafal Al-Qur'an itu penting. Tapi harus dengan cara yang benar dan dari guru-guru yang memiliki sanad. Munculnya pemahaman dan penafsiran yang ekstrem, baik yang radikal maupun liberal, salah satunya diakibatkan oleh proses belajar yang tidak shahih dan tanpa sanad.

 

"Seperti sering diamanatkan oleh para guru kami bahwa Al-Qur'an selain bisa merahmati juga bisa melaknati. Oleh karena itu, kami mohon doa agar apa yang kami lakukan ini tergolong yang dirahmati. Sehingga semua yang terlibat, baik guru, santri, pengurus, dan wali santri bisa mendapatkan syafaat Al-Quran," pungkas ibu yang juga aktivis Muslimat NU ini.

 

Perlu diketahui bahwa para pengajar BTT Yasmine Kroya terdiri dari para alumni pesantren seperti Al-Munawwir Krapyak, Sunan Pandanaran Jogja, Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Al-Huda Kebumen, dan beberapa pesantren lain.

 

 

Kontributor: Irfan
Editor: Ahmad Hanan


Regional Terbaru