• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 16 April 2024

Regional

Alumni PMII Bonang Demak Kaji Permasalahan Rob

Alumni PMII Bonang Demak Kaji Permasalahan Rob
Diskusi IKA PMII Bonang Demak membahas permasalahan rob (Dok. Samsul)
Diskusi IKA PMII Bonang Demak membahas permasalahan rob (Dok. Samsul)

Demak, NU Online Jateng
Permasalahan rob di daerah pesisir utara Jawa, menjadi perhatian serius banyak kalangan, termasuk dari Pengurus Anak Cabang (PAC) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Rob adalah banjir di tepi pantai karena permukaan air laut yang lebih tinggi daripada bibir pantai atau daratan di pesisir pantai.

"Semua harus mencari bahan sebagai kajian, semisal yang menyebabkan rob itu apa, efeknya bagaimana, kemudian hal-hal yang bisa mempengaruhi atau yang ada hubungannya dengan rob itu apa saja, itu tugas kita bersama. Kemudian diskusikan bersama terhadap desa-desa yang terkena rob," terang narasumber diskusi yang diselenggarakan IKA PMII Bonang, Amin Wahyudi, Jumat (29/4).

Dipaparkan, untuk desa di wilayah Kecamatan Bonang yang terdampak rob, dulunya hanya tiga desa saja, yakni Desa Morodemak, Margolinduk, dan Purworejo. Namun, sekarang sudah merambah ke desa-desa lain seperti Desa Tridonorejo, Gebang, Gebangarum, Karangrejo, dan Krajanbogo.

"Isu rob yang ada di pesisir kecamatan Bonang harus terus kita gelorakan bersama, kita wacanakan, ini akan menjadi sumbangsih kita akan hablun minannas, karena lebih dari 30 persen terdampak rob," ujar anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Demak itu.

Selain Amin Wahyudi, kegiatan bertajuk 'Ngopi Pergerakan Jilid III yang berlangsung di Aula Gedung Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bonang tersebut dihadiri narasumber lainnya, Abdul Latif. Kedua narasumber merupakan sama-sama alumni dari PMII.

Dalam uraiannya, Latif mengajak agar IKA PMII Bonang dan Banom NU lainnya, bisa membuat gerakan bersama. Gerakan tersebut kemudian juga perlu didukung di media sosial, serta dijelaskan akan dampak dari rob.

"Mulai dari kerugian-kerugian yang dialami itu. Karena setiap tahun, minimal memerlukan anggaran 5 sampai 10 juta hanya untuk meninggikan rumahnya. Belum lagi dari tambak dan persawahan serta fasilitas umum lainnya. Sehingga akan mulai muncul opini bahwa rob di demak adalah sebuah bencana," ungkap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU)​​​​ Demak itu.

Kepada NU Online Jateng, Ahad (1/5) Latif mengatakan, perlu ada pembentukan tim yang memfokuskan kajian tentang bencana rob ini. "Paling tidak kita akan buat sebuah kajian, kita buat advokasi, bagaimana untuk mengatasi rob di tiga desa ini. Jika regulasi atau aturan menjadi penghalang, kita dorong terus agar rob ini menjadi bencana nasional," ucapnya.

Gerakan Konkrit

Selain fokus kepada bencana rob, IKA PMII Bonang juga siap untuk mendukung kegiatan NU, mulai dari gerakan tani organik, badan usaha milik NU (BUMNU) dan gerakan Koin NU.

Ketua PAC IKA-PMII Bonang Ahmad Ghufron Nur mengatakan, alumni PMII harus memiliki gerakan konkrit yang dilakukan bersama NU, termasuk dalam upaya pengawalan kaderisasi di kalangan pelajar dan mahasiswa, bersama PMII dan Pelajar NU. "Harus ada tim tutor dan pengawalan kaderisasi di sekolah-sekolah," pungkasnya.

Kontributor: Samsul Maarif


Regional Terbaru