Pesantren

Ponpes Raudlatul Muhibbin Solo Gelar Khataman Ke-2 dan Pengajian Umum, Hadirkan Ulama Internasional

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:00 WIB

Ponpes Raudlatul Muhibbin Solo Gelar Khataman Ke-2 dan Pengajian Umum, Hadirkan Ulama Internasional

Khataman Ke-2 Pesantren Raudlatul Muhibbin Al Mustainiyyah Surakarta yang dirangkaikan dengan Pengajian Umum di Hotel Dana, Kota Surakarta pada Senin (27/1/2025).

Surakarta, NU Online Jateng  

Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin Al Mustainiyyah Surakarta menggelar Khataman Ke-2 yang dirangkaikan dengan Pengajian Umum di Hotel Dana, Kota Surakarta pada Senin (27/1/2025). Acara ini diikuti 25 santri yang telah menyelesaikan kajian dan ujian terhadap kitab-kitab utama, seperti Fathul Muin (dengan penjelasan dari I’anatut Thalibin), Jauharul Maknun, Alfiyyah Ibnu Malik, Riyadhus Shalihin, Manhajul Hanif, Ibanatul Ahkam syarah Bulughul Marom, Fadhoilul Qur’an, serta beberapa kitab lain setingkat Madrasah Takmiliyah Ulya.


Sistem ujian terbuka ini diawali dengan pengundian nama santri. Delapan santri yang terpilih harus maju satu per satu untuk menjawab pertanyaan dari dewan penguji dalam bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia. Menariknya, ada santri yang menjawab dengan bahasa Belanda serta bahasa asing lainnya. Materi yang diuji mencakup kajian pokok madrasah serta perbandingan empat mazhab.


Pada kesempatan ini, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin, KH Ahmad Muhammad Mustain Nasoha, meluncurkan 17 kitab karyanya yang membahas berbagai tema keislaman, seperti fikih, etika sosial, dan pemikiran kontemporer.


“Peluncuran ini adalah bentuk dedikasi pesantren dalam menyebarkan ilmu agama yang berkualitas, relevan, dan mudah diakses oleh masyarakat luas,” ujarnya.


KH Mustain Nasoha juga menjelaskan bahwa santri di Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin harus melewati empat tahap khataman, yakni:


Khataman Pertama: Fathul Qorib, Imrithi, dan kitab setingkatnya.
Khataman Kedua: Fathul Muin, Alfiyyah Ibnu Malik, dan kitab setingkatnya.
Khataman Ketiga: Hafalan Al-Qur’an 30 juz, Al-Fiyyah Syatibiyyah, Al-Fiyyah Zubad, serta kitab setingkatnya.
Khataman Keempat: Qiroat Sab’ah, Asyaroh, Fathul Wahhab, Mahalli, Al-Fiyyah Uqudul Juman, Al-Fiyyah Suyuti Fi Ilmil Hadist, dan kitab setingkatnya.


“Salah satu syarat kelulusan santri dan berhak mendapatkan sanad dari kami adalah telah lulus PKPNU serta Diklat Ansor-Banser. Mohon doa agar Allah meridai kami semua,” pungkasnya.


Sebagai bagian dari penguatan ekonomi pesantren, acara ini juga menjadi momentum peresmian lima Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP). Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan pendidikan, memberdayakan masyarakat sekitar, serta memperkuat kemandirian pesantren di tengah tantangan global.


“BUMP ini akan mendukung seluruh kegiatan santri dan Yayasan Raudlatul Muhibbin,” jelas Koordinator BUMP, KH Wassim Ahmad Fahruddin.


Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Sofwan Fauzi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Solo KH Abdul Rozaq Sofawi, serta perwakilan MUI dan PCNU se-Soloraya.


Puncak acara ini adalah prosesi uji publik bagi para santri yang diuji langsung oleh sepuluh ulama dari berbagai latar belakang keilmuan. Beberapa di antaranya adalah KH Faisol Rozaq, S.Ag., Ketua Umum Yayasan Al Muayyad Surakarta, serta Syekh Ali Bal Aidi Al Abyani Al Yamani dari Universitas Imam Syafii, Hadramaut, Yaman. Hadir pula Syekh Viror Gufron, peneliti berbagai mazhab fikih dari Universitas Islamabad, Pakistan; Kiai Rustam Ibrahim, dari Lembaga Bahtsul Masail Pondok Pesantren Lirboyo; KH Moh Zainal Abidin, anggota Komisi Fatwa MUI dan Syuriyah NU Surakarta; serta Kiai Sofi Maulana, pakar mazhab Maliki dan anggota PCINU Amerika Serikat.

 

Kegiatan yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk ulama terkemuka dari dalam dan luar negeri. Kehadiran mereka menjadikan Khataman Ke-2 tidak sekadar momen akademik, tetapi juga ajang silaturahmi keilmuan dengan dimensi internasional.