Nasional

IPNU Solo Gelar Ngaji Sejarah KH Mustahal Ahmad dalam Peringatan Haul ke-30

Senin, 5 Agustus 2024 | 15:00 WIB

IPNU Solo Gelar Ngaji Sejarah KH Mustahal Ahmad dalam Peringatan Haul ke-30

Ngaji Sejarah KH Mustahal Ahmad di Loji Gandrung, Ahad (4/8/2024) (Foto: istimewa)

Surakarta, NU Online Jateng

 

Memperingati Haul ke-30 KH Mustahal Ahmad, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kota Surakarta menggelar Ngaji Sejarah KH Mustahal Ahmad.

 

Kegiatan tersebut digelar di Rumah Dinas Wali Kota Solo atau Loji Gandrung, Ahad (4/8/2024). Pada ngaji sejarah kali ini mengangkat tema 'Haul Akbar Sang Pendiri Ikatan The Spirit Of Java'.

 

Pada acara tersebut turut mengundang keluarga keluarga KH Mustahal Achmad, penulis buku '1 Abad NU Surakarta', M. Ajie Najmudin, serta Rois Syuriah PCNU Kota Solo KH Muhtarom, sebagai pembicara.

 

Acara ini merupakan rangkaian dari keseluruhan Haul Akbar yang diawali dengan ziarah ke pusara KH Mustahal Ahmad di pemakaman Pulo Laweyan di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah pada sore harinya. 

 

Pihak keluarga KH Mustahal Ahmad yang diwakilkan oleh Niswatul Ummah bercerita bahwa ayahandanya selalu memberi nama anak-anaknya dengan nuansa NU.

 

"Bapak ketika memberi nama anak, selalu sowan ke Kyai Mudzakir, dan nama-nama kami dari beliau. Saya Niswatul Ummah, saudara saya Nikmatul Ulfah, Najwatul Umroh dan seterusnya", kata Ning Niswah.

 

Dari nama-nama yang disebutkan, jika di singkat pada huruf bagian depan nama akan menjadi 'NU'.

 

Sementara, terkait soal jejak sejarah ayahandanya selaku salah satu perintis IPNU, putri kedua KH Mustahal tersebut mengaku tahu dari saudaranya yang berasal dari Jawa Timur.

 

Pada kesempatan yang sama, Penulis buku '1 Abad NU Surakarta', M. Ajie Najmudin menyebut sosok KH Mustahal Ahmad adalah paket komplit. Tak hanya dikenal sebagai sosok Kiai dan aktif di kepengurusan NU Solo, KH Mustahal juga merupakan seorang politisi. 

 

"Salah satunya tercatat sebagai Anggota DPRD Tingkat I Propinsi Jawa Tengah (1982). Beberapa sumber menyebut, KH Mustahal Ahmad juga sempat ditawari menjadi anggota dewan dan Bupati Rembang," kata Ajie.

 

Ajie menyimpulkan, ada empat karakter inspiratif yang ada di dalam diri KH Mustahal Ahmad. Pertama, menikmati proses, artinya aktif di NU dari bawah penggerak. 

 

"Kedua, Tidak silau jabatan. Ketiga, Memberi kesempatan kepada yang muda. Keempat adalah, Memperbanyak jejaring/pertemanan," lanjut Ajie.

 

Hal senada juga diungkapkan oleh KH Muhammad Muhtarom. Menurutnya semangat ke-NU-an yang dimiliki KH Mustahal Ahmad sangat luar biasa.

 

"KH Mustahal Ahmad itu semangat ke-NU-annya luar biasa. Tiap berada di Solo, sering kali berkunjung ke banyak tempat. Masjid Agung salah satunya," tutur Kiai Muhtarom.

 

"Sewaktu berbincang dengan Kyai Samadi di Masjid Agung, saya (sebagai santri) sering nguping. Obrolan keduanya sangat berbobot keilmuan", ungkap Ketua Takmir Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta itu.

 

Untuk diketahui, KH Mustahal Ahmad lahir pada 31 Januari 1935, dan wafat pada 1 Juli 1994. Kiai Mustahal lahir dari pasangan seorang ulama terkemuka di Kota Solo, KH Masjhud Keprabon dan Nyai Syuaibah. 

 

Dalam rekam jejak perjalanan hidupnya, selain menjadi salah satu perintis IPNU, kelak KH Mustahal Ahmad juga menjadi motor penggerak awal PMII serta IPPNU.