Halal Bi Halal: Media Silaturahmi dan Mempererat Persaudaraan
Senin, 28 April 2025 | 09:00 WIB

MWCNU Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten menggelar Halal Bi Halal di Pendopo Dukuh Karangasem, Desa Glagah, Kecamatan Jatinom, Ahad (20/4/2025).
EKO PRIYANTO
Kontributor
Klaten, NU Online JatengÂ
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten menggelar Halal Bi Halal di Pendopo Dukuh Karangasem, Desa Glagah, Kecamatan Jatinom, Ahad (20/4/2025).
Ketua MWCNU Jatinom, Gus Ahmad Muslim, mengatakan bahwa terselenggaranya Halal Bi Halal ini merupakan wujud kegotongroyongan warga Nahdliyin, baik struktural maupun kultural.
"Acara Halal Bi Halal ini dilaksanakan atas kerja sama MWCNU, lembaga, dan banom se-Kecamatan Jatinom, baik dari Muslimat, Fatayat, Ansor, Banser, IPNU, IPPNU, Pagar Nusa, serta warga NU di daerah Karangasem Glagah Jatinom. Alhamdulillah berjalan dengan sukses dan disponsori oleh air minum produk PCNU Klaten 'As Shofaa'," ujarnya.
Gus Ahmad menambahkan harapannya agar pelaksanaan Halal Bi Halal ini membawa keberkahan dan membawa diri menuju kefitrahan.
"Dengan acara halal bi halal ini, hak sesama kita bisa berjalan baik karena ada ikrar saling meminta maaf. Sehingga kesalahan di antara kita sudah terhapus atau kembali suci," terangnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Halal Bi Halal, Suroto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan MWCNU Jatinom.
"Kegiatan Halal Bi Halal MWCNU Jatinom merupakan agenda rutin tahunan. Pada putaran tahun ini, giliran Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Glagah yang menjadi tuan rumah dan kegiatan ditempatkan di Dukuh Karangasem," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Thoifurrohman 'Ubaidillah dalam taushiyahnya menyampaikan sejarah Halal Bi Halal di Indonesia.
"Tradisi Halal Bi Halal dimulai awal oleh Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa) dengan pertemuan antara raja, punggawa, dan prajurit di istana. Versi lain menyebut tradisi ini muncul saat revolusi kemerdekaan Indonesia, dengan KH Abdul Wahab Hasbullah menyarankan pertemuan antar pemimpin politik untuk menyatukan semangat kebangsaan," ungkapnya.
Ia menambahkan, makna Halal Bi Halal sebagai media untuk mempererat silaturahmi dan persaudaraan.
"Halal bihalal memiliki makna yang mendalam, yaitu menyucikan kembali hubungan yang mungkin terputus selama setahun, saling memaafkan, dan mempererat tali persaudaraan," jelasnya.
Terpopuler
1
Pemprov Jateng Maksimalkan Pompanisasi Atasi Rob di Sayung Demak
2
PBNU Akan Jadikan MAK NU 01 Semarang Sebagai Madrasah Multimedia Unggulan
3
Rais Syuriyah PBNU: Jadilah Manusia yang Paling Banyak Memberi Manfaat
4
LAZISNU Sragen Salurkan Dana Hampir Rp200 Miliar pada 2024, Ini Rinciannya
5
NU Care-LAZISNU Pati Gulirkan Program Kambing Bergulir untuk Bantu Ekonomi Warga
6
Masuk Proyek Prioritas Nasional, Giant Sea Wall Semarang–Demak Diusulkan Bertambah 10 KM
Terkini
Lihat Semua