Abdullah Faiz
Penulis
Maulid Nabi berasal dari kata "maulid" yang berarti kelahiran, sehingga Maulid Nabi berarti hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw. Dalam tradisi Islam, Maulid Nabi biasanya dirayakan pada 12 Rabiul Awwal, meskipun ada sebagian kalangan yang merayakannya di tanggal yang berbeda karena perbedaan pendapat mengenai tanggal pastinya.
Maulid Nabi Muhammad saw menjadi momen penting untuk mengenang dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad, yang membawa risalah Islam dan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia. Peristiwa kelahiran beliau dianggap sebagai rahmat besar yang Allah SWT berikan untuk seluruh alam.
Makna Peringatan Maulid Nabi
Peringatan Maulid Nabi memiliki beberapa tujuan dan makna penting bagi umat Islam, antara lain:
Pertama, Meneladani Akhlak Nabi: Maulid Nabi adalah momentum bagi umat Islam untuk mengingat dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad saw, yang dikenal sebagai "uswatun hasanah" (teladan yang baik). Beliau adalah contoh sempurna dalam aspek moral, sosial, dan spiritual.
Kedua, Mendekatkan Diri kepada Allah: Melalui peringatan maulid, umat Islam memperbanyak ibadah, seperti membaca shalawat, dzikir, dan doa, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt dan mengingatkan diri akan betapa berharganya ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Ketiga, Mempererat Persaudaraan Sesama Muslim: Perayaan Maulid sering kali dilakukan dalam bentuk kegiatan sosial, seperti pengajian, pemberian makanan, dan sedekah, yang membantu mempererat hubungan persaudaraan dan kebersamaan dalam komunitas muslim.
Keempat, Mengenang Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad, Masyarakat muslim dalam menyambut hari kelahiran nabi pada umumnya dengan pembacaan kitab maulid. Kitab maulid tersebut jumlahnya sangat banyak namun pada intinya kitab maulid tersebut menceritakan kehidupan Nabi Muhammad saw. oleh karena itu dengan dibacakannya kitab maulid, mengingatkan kita sebagai muslim tentang Sejarah kehidupan nabi.
Etika Membaca Maulid
Sunnatullah dalam salah satu tulisannya di NU Online Maulid Nabi dan Hal Penting yang Perlu Diperhatikan, mengutip pendapat Hadratussyaikh Hasyim Asyari dalam kitabnya At-Tanbihat al-Wajibat liman Yashna’ul Maulid bil Munkarat. tentang pentingnya kesopanan ketika membaca sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw. Sebagai seorang muslim KH. Hasyim Asy'ari mengatakan wajib mengagungkan Rasulullah saw. Di antaranya ketika sedang membaca sejarah kehidupannya (baca: maulidan) alangkah baiknya untuk khusyuk dan tidak bermain-main.
Dalam hal ini Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Qasthalani dalam kitabnya al-Mawahibul Ladunniyah bil Minah al-Muhammadiyah juga menjelaskan adab saat dibacakan Sejarah Nabi Muhammad. Ia menganjurkan untuk menundukkan diri, sopan dan beretika sebagaimana etika yang ia gunakan andaikan berada di hadapan nabi.
Menurut Syaikh al-Qasthalani sikap khusyuk dan penghayatan saat dibacakan maulid merupakan bentuk rasa kecintaan kepada nabi. Jadi saat membaca maulid sangat perlu untuk memperhatikan etika untuk menghormati keagungan Nabi Muhammad saw.
Terpopuler
1
Tari dan Tayu, Sosok Kartini Kembar Fatayat NU dari Kendal
2
Darul Amanah FA Jaring Bintang Lapangan Lewat Seleksi Terbuka SSB dan Beasiswa 2025/2026
3
6 Fakta Sejarah RA Kartini yang Jarang Diketahui Publik
4
Peringati HKBN 2025, LPBINU Kudus Gelar Pelatihan Driver Perahu Karet untuk Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
5
Kemandirian Kader Jadi Sorotan Ketua PW Ansor Jateng dalam Halal Bihalal PAC Ansor Gringsing
6
Tumbuhkan Jiwa Mandiri dan Disiplin, Santri Pesantren Salafiyah Kangkung Kendal Semarakkan Ekstrakurikuler Pramuka
Terkini
Lihat Semua