• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 16 Mei 2024

Obituari

Innalillahi, Ahli Falak Magelang KH Misbachul Munir Wafat

Innalillahi, Ahli Falak Magelang KH Misbachul Munir Wafat
Almarhum KH Misbachul Munir (Foto: Dokumen Keluarga)
Almarhum KH Misbachul Munir (Foto: Dokumen Keluarga)

Magelang, NU Online Jateng

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Warga NU Magelang, Jawa Tengah berduka. Hal ini berkaitan dengan wafatnya KH Misbachul Munir yang dikenal sebagai sosok yang sangat ahli di bidang ilmu Falak pada Selasa (10/11).

 

Menurut keterangan yang diperoleh NU Online Jateng dari pihak keluarga, sosok yang juga merupakan Pengasuh Pesantren Markazul Falakiyyah Salamkanci, Magelang ini wafat pada usia 78 tahun dan akan dimakamkan di Makam Umum Pakuncen Dusun Semali Salamkanci, Kabupaten Magelang pada Rabu (11/11) pukul 10.30 WIB.

 

Wakil Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magelang KH Abdul Aziz Idris menuturkan, Mbah Munir merupakan sosok yang cukup unik. Menurutnya keunikan itu disebabkan oleh pribadi yang sudah akrab dengan Ilmu Falak semenjak masih usia anak-anak.

 

"Ketika sebagian santri dan kiai menganggap falak sebagai momok, KH Misbachul Munir justru mengakrabi ilmu astronomi itu sejak masih anak-anak," ungkapnya kepada NU Online Jateng.

 

Bahkan, sosok Mbah Munir saat pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) NU di Pesantren Krapyak Yogyakarta termasuk salah satu yang vokal pada agenda NU itu.

 

"Saat Munas NU di Krapyak, beliau termasuk yang vokal sehingga beliau ditarik ke Lembaga Falakiyyah PBNU. Alasannya karena beliau saat itu hampir hafal ibarot-ibarot kitab yang dibuat argumentasi saat bahtsul masail," jelasnya.

 

Selain itu, keunikan lain dari Mbah Munir adalah dukungannya kepada santri yang mengikuti ngaji kilatan kepadanya. "Hal unik lain dari beliau adalah ketika ada santri yang ngaji kilatan dengan beliau, santri tersebut akan diajari dari setelah Isya' sampai waktu Subuh," terang Kiai Aziz.

 

"Kitab yang dibuat ngaji saat itu adalah kitab karangan beliau. Sekalipun ngajinya semalaman, tetapi tidak ada santri yang ngantuk karena beliau selingi dengan cerita-cerita dan bahkan pemberian ijazah amalan tertentu," pungkasnya.

 

Semoga Allah memberikan ampunan terhadap dosa beliau dan melapangkan kuburnya. Aamiin. Lahu Alfatihah.

 

Penulis: Ahmad Hanan
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Obituari Terbaru