• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

Nama Gus Dur Dijadikan Nama Aula dan Masjid di Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

Nama Gus Dur Dijadikan Nama Aula dan Masjid di Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
Nama Gus Dur disematkan ke Aula dan Masjid BP2MI Jakarta (Foto: Dok BP2MI)
Nama Gus Dur disematkan ke Aula dan Masjid BP2MI Jakarta (Foto: Dok BP2MI)

Jakarta, NU Online Jateng
Bertepatan dengan hari lahir ke-95 Nahdlatul Ulama (NU), Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani meresmikan Aula dan Masjid BP2MI di Jakarta dengan menyematkan nama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

 

"Gus Gus berkontribusi besar pada sejarah pembelaan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI)," tegasnya.

 

Benny Rhamdani mengatakan, NU melahirkan tokoh-tokoh besar yang memiliki peran dan kontribusi besar bagi Bangsa Indonesia, salah satunya Guru Bangsa, tokoh yang memiliki keberpihakan bagi wong cilik, rakyat jelata, kaum tertindas, kaum minoritas dan kaum lemah, yakni KH Abdurrahman Wahid, mantan presiden RI dan ketua umum .

 

"Gus Dur memiliki Sejarah pembelaan terhadap PMI, atau dikenal sebelumnya sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Beliau  mengajarkan kepada kita semua bahwa pelindungan tidak cukup dengan retorika, namun yang paling penting adalah tindakan nyata," kata Beny saat peresmian dan penyematan nama Gus Dur sebagai nama Aula dan Masjid BP2MI di Jakarta , Ahad .

 

Disampaikan, ketika masih hidup Gus Dur selalu hadir dan menjadi tumpuan harapan bagi para PMI dan keluarganya yang kerapkali mengalami ketidakadilan dan ketidakberpihakan.

 

"Sejarah mencatat langkah-langkah konkret yang dilakukan Gusdur, di antaranya ketika memperjuangkan nasib Siti Zaenab, seorang PMI asal Desa Martajasah, Bangkalan, Madura yang bekerja di Arab Saudi dan terancam hukuman mati. 

 

Gus Dur saat itu langsung berdiplomasi dengan Raja Arab dan kemudian berhasil meloloskan PMI tersebut dari hukuman mati pada tahun 1999. Bahkan kemudian keluarga Siti Zaenab tersebut diundang langsung ke Istana," jelasnya.

 

Selain itu lanjutnya, Rumah Gus Dur di Ciganjur juga selalu terbuka untuk PMI. Bahkan pernah ada 100 orang PMI korban deportan dari Malaysia yang dipulangkan tanpa digaji setelah bekerja berbulan-bulan ditampung di Ciganjur pada tahun 2005.

 

Dia menambahkan, kasus PMI lainnya adalah Adi bin Asnawi, PMI asal Desa Kediri, Lombok Tengah, NTB yang terancam hukuman mati atas tuduhan terlibat pembunuhan majikannya di Malaysia. 

 

"Gus Dur langsung menyurati Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi setelah proses hukum yang panjang dari tahun 2002-2010 untuk membebaskan Adi bin Asnawi, dan pada akhirnya PMI Adi tersebut dipulangkan ke Indonesia pada 9 Januari 2010," ungkapnya.

 

“Hari ini kita rindu pemimpin atau tokoh yang layak menjadi teladan, bekerja dengan segenap hati, bukan basa-basi dan sekedar lips service semata. Kita kehilangan tokoh yang dengan penuh keikhlasan, yang selalu menjadikan tugas dan amanat pelayanan sebagai ladang ibadah. Untuk itu kami mohon ijin untuk men jadikan nama  beliau di Aula BP2MI dan juga Masjid BP2MI agar kami dapat selalu mengingat dan meneladani sosok Gusdur,” sambungnya.

 

Yenny Wahid yang hadir dalam peresmian itu menyampaikan apresiasi kepada BP2MI. “Saya mewakili keluarga Besar mengucapkan terima kasih kepada jajaran BP2MI, khususnya Kepala BP2MI Benny Rhamdani. Saya merasa terharu sekali, karena memang persoalan PMI ini sangat dekat dengan Gusdur dan keluarganya,” ujarnya.

 

Diungkapkan bahwa dulu Gus Dur adalah seorang PMI saat masih kuliah di luar negeri. Beliau berusaha mendapatkan penghasilan, karena beasiswanya hanya cukup untuk biaya kuliah. Untuk itu, hal ini merupakan suatu yang sangat baik.

 

“Bukan hanya pada penyematan nama, tetapi ini adalah niatan baik dari jajaran BP2MI yang ingin memberikan perlindungan kepada PMI melalui Penghormatan nilai-nilai kebaikan dan jiwa manusia,” papar Yenny.

 

Katib Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa yang turut hadir juga ikut berbangga terhadap peresmian ini, karena dilakukan bertepatan pada hari lahir NU, bahkan dengan menggunakan salah satu nama Tokoh NU yang sangat diteladani yaitu KH Abdurrahman Wahid.

 

Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru