• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Nasional

Kiai Said: Perguruan Tinggi NU Harus Jadi Pusat Peradaban Nahdliyin

Kiai Said: Perguruan Tinggi NU Harus Jadi Pusat Peradaban Nahdliyin
Ketua Umum PNU Lantik 4 rektor PTNU (Foto: Istimewa)
Ketua Umum PNU Lantik 4 rektor PTNU (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online Jateng
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj berharap, perguruan tinggi NU agar menjadi pusat peradaban. Bahkan ia berkeinginan, agar kampus-kampus NU menjadi pusat kajian intelektual bagi para mahasiswa dan masyarakat Nahdliyin. 

 

Hal itu disampaikannya saat usai melantik empat Rektor Universitas Nahdlatul Ulama secara daring, pada Selasa (26/1) lalu. Pelantikan ini juga disiarkan langsung melalui kanal Youtube 164 Channel Nahdlatul Ulama. 

 

Secara khusus, pesan yang disampaikan Kiai Said itu ditujukan kepada keempat rektor yang baru dilantik. Mereka adalah Rektor Universitas Maarif Universitas Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen, Jawa Tengah Imam Satibi, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumatera Barat Yunia Wardi, Rektor Institut Teknologi dan Sains NU (ITSNU) Jambi Lias Hasibuan, serta Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNU Giri) Bojogenoro, Jawa Timur Jauharul Ma’arif. 

 

“Semoga perguruan tinggi yang rektornya baru saja saya lantik, menjadi pusat peradaban. Pusat kemajuan, pusat kajian intelektual bagi para mahasiswa dan masyarakat Nahdliyin,” harap Kiai Said usai membacakan sumpah jabatan kepada keempat rektor itu. 

 

Menurutnya, amanat yang diemban para rektor perguruan tinggi NU sangat berat, tetapi mulia. Sebab amanat itu bersifat tsaqafiyah wa hadlariyah, yakni sebuah amanat yang bersifat membangun peradaban, budaya, karakter, kemanusiaan, dan akhlak. 

 

“Itu amanat yang paling besar,” katanya.

 

Selanjutnya, amanat yang mesti diemban adalah soal keterampilan (skill) dan ilmu pengetahuan. Kiai Said lantas mengutip sebuah ayat Al-Qur'an (Ali Imran: 164), yang merupakan perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk mampu membangun bangsa Arab yang mulanya jahiliyah. 

 

"Pertama, yatlu ‘alaihim ayatihi yakni menyampaikan ayat-ayat Al-Qur'an kepada mereka (arab jahiliyah). Kedua, wa yuzakkihim atau dimaknai Kiai Said sebagai upaya membangun karakter, agar memiliki kepribadian serta jati diri dengan cita-cita yang tinggi," ujarnya. 

 

“Setelah itu baru yang ketiga, wa yu’allimuhumul kitab yaitu membangun dengan mengendepankan sains dan teknologi,” sambung Kiai Said.

 

Kiai Said menegaskan bahwa warga NU harus terus memiliki tipologi atau ciri khas yakni sebagai umat Islam yang berbudaya. Dengan kata lain, agar menjadi muslim yang mampu mengharmonikan antara teologi dengan kebudayaan. Bahkan, budaya harus dijadikan fondasi atau infrastruktur bagi agama.

 

“Jadi agama harus dibangun di atas infrastruktur budaya. Maka, agamanya akan kuat dan budayanya langgeng. Jangan sampai sesekali kita mempertentangkan antara agama dan budaya. Jangan sesekali dipertentangkan,” pungkasnya.

 

Kontributor: Aru Elgete

Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Nasional Terbaru