Menguak Jejak Ulama Nusantara di Mesir, Kajian Naskah Hidupkan Kembali Sanad Keilmuan
Kamis, 24 April 2025 | 10:30 WIB
Tegal, NU Online Jateng
Warisan keilmuan para ulama Nusantara kembali mengemuka dalam gelaran Kajian Naskah bertajuk “Jaringan Naskah Ulama Nusantara di Mesir” yang diselenggarakan pada Selasa malam, 22/4/2025, di Pondok Pesantren Al Maliki Leadership Babakan (ALBAB), Desa Babakan, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal.
Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi antara Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Tegal, Pondok Pesantren ALBAB, Rumah Naskah Nusantara (RANU), dan Lingkar Aksara. Selain kajian, turut digelar pameran naskah klasik Nusantara yang memamerkan ratusan manuskrip ulama terdahulu. Di antaranya naskah tulisan tangan Kiai Sholeh Darat, Kiai Rifa’i Kalisalak, Syekh Nuruddin Ar-Raniri, dan karya-karya ulama Nusantara lainnya.
Bertempat di aula utama pesantren, kegiatan ini menghadirkan tiga sosok penting. M Miftahudin, peneliti naskah ulama Nusantara di Mesir; Hendri Lisdian, pegiat literasi dan naskah lokal; serta Gus M Aqib Malik, Pengasuh PP ALBAB dan Ketua LDNU Kota Tegal yang hadir memberikan sambutan kunci.
Dalam pemaparannya, M Miftahudin mengungkapkan bahwa masih banyak manuskrip karya ulama asal Nusantara yang tersimpan rapi di berbagai perpustakaan besar di Mesir.
“Naskah-naskah ini menjadi bukti betapa luasnya pengaruh dan kontribusi keilmuan ulama dari Nusantara dalam dunia Islam,” ujarnya di hadapan para peserta yang terdiri dari akademisi, santri, dan pemerhati literasi Islam.
Senada dengan itu, Hendri Lisdian menyoroti pentingnya upaya pelestarian naskah, terutama di wilayah Tegal yang belakangan mulai menggeliat dalam gerakan penaskahan.
“Penelusuran naskah bukan hanya kegiatan filologis, tapi juga usaha membangun jembatan antara masa lalu dan masa depan,” tegasnya.
Gus Aqib Malik dalam sambutannya menegaskan urgensi menghidupkan kembali sanad keilmuan Islam melalui kajian naskah-naskah ulama.
“Kita perlu mengembalikan semangat keilmuan yang bertumpu pada tradisi, tapi tetap relevan dengan tantangan zaman,” tuturnya.
Kajian ini menjadi ruang temu antara naskah klasik dengan semangat generasi muda yang ingin menelusuri kembali akar-akar keilmuan Islam Nusantara. Dari Tegal, inisiatif ini menjadi penanda bahwa warisan ulama bukan sekadar pusaka untuk disimpan, tetapi pustaka yang harus terus dihidupkan, ditelaah, dan diwariskan untuk menguatkan identitas dan kepercayaan diri umat Islam masa kini.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT RI Ke-80: Tiga Pilar Islami Menuju Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Mengibarkan dan Menghormati Bendera sebagai Wujud Syukur dan Persatuan Bangsa
3
Dosen Fakultas Hukum Unissula Soroti Tuntutan Pemakzulan Bupati Pati
4
MWCNU Kaliori dan UPZISNU Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Meteseh
5
PCNU Boyolali Gelar Silaturahmi Bergilir, Fokus Perkuat Koin NU dan Program Layanan Warga
6
Inilah Sosok Desainer Logo Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah
Terkini
Lihat Semua