• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Dinamika

Sikapi Banyaknya Metode Baca Al-Qur'an dengan Metode Yanbu'a

Sikapi Banyaknya Metode Baca Al-Qur'an dengan Metode Yanbu'a
Pelatihan Metode Yanbu'a. (Foto: Dokumentasi)
Pelatihan Metode Yanbu'a. (Foto: Dokumentasi)

Grobogan, NU Online Jateng
Pendidikan baca tulis Al-Qur'an harus ditanamkan sedini mungkin. Bahkan, guru yang mengajarkan harus memiliki sanad atau silsilah keguruan, termasuk metode yang digunakan juga diutamakan yang jelas sanad keilmuannya.

 

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kedungjati menegaskan pentingnya menggunakan metode Yanbu'a dengan menggelar pelatihan di Hotel Front One, Kedungjati, Kabupaten Grobogan. Kegiatan itu, dilakukan sebagai bentuk dalam menyikapi banyaknya metode baca tulis Al-Qur'an yang beredar belakangan ini.

 

"Pelatihan ini tujuan untuk menyeragamkan metode belajar membaca Al-Qur'an sekaligus menyelaraskan dengan Nahdlatul Ulama (NU). Metode ini dibuat dari ulama NU," kata Rais MWCNU Kedungjati Kiai Qomaruddin kepada NU Online Jateng, Kamis (11/2).

 

Dia jelaskan, pembelajaran di Taman Pendidikan Al-Qur'an yang berlangsung selama ini tidak sama dan belum tentu senafas dengan Ahlussunnah wal Jamaah model NU. "Memang dari dulu sudah ada metode yang digunakan, tapi metode ini (Yanbu'a, -red) kami pandang lebih baik dari metode lain," ujarnya.

 

Pelatihan Yanbu'a mendapat sambutan luar biasa dari para ustadz maupun ustadzah yang mengajar TPQ di wilayah Kedungjati. Tercatat dalam data panitia, 245 orang mengikuti pelatihan yang terbagi dalam dua sesi. "Alhamduliah, untuk angkatan pertama ini ada 245 peserta yang dibagi dalam dua sesi. Sekarang ini sesi pertama, dan sesi kedua nanti siang bakda dhuhur," ucapnya.

 

Ia berharap, peserta tidak sebatas mempelajari metode Yanbu'a. Namun lebih dari itu bisa mengamalkan dan mendapatkan keberkahan Al-Qur'an dan ulama ahli Al-Qur'an dari jalur keguruan Pesantren Yabu'ul Qur'an, Kudus. "Semoga ilmu yang didapat bermanfaat, dan mendapat barakah Al-Qur'an dan barakah dari Kiai Qur'an yang bersanad dari Simbah Arwani Kudus," tuturnya.

 

Sementara, Ahmad Nasih Saiq Mahin dalam salah satu paparannya menerangkan pentingnya makhraj dan kejelasan huruf yang dibaca. Sebab, ada kebiasaan kurang tepat atau salah dalam membaca harakat atau huruf lantaran terbawa oleh harakat huruf sebelumnya dengan tanpa disadari. "Membaca A bisa jadi O karena terbawa lafadz lam dalam kalimah Allah," terang Gus Nasih, sapaan akrabnya.

 

Di akhir sesi, Gus Nasih mengajarkan bacaan gharib, yakni bacaan yang tidak seperti lazimnya bacaan. Metode tersebut, menurutnya di beberapa pesantren diajarkan dengan menghafalkan kaidah.

 

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Editor: Ahmad Hanan


Dinamika Terbaru