Dinamika

Ratusan Mahasiswa Baru UIN Walisongo Deklarasikan Gerakan Anti Kekerasan Seksual

Kamis, 8 Agustus 2024 | 19:00 WIB

Ratusan Mahasiswa Baru UIN Walisongo Deklarasikan Gerakan Anti Kekerasan Seksual

Ratusan mahasiswa baru UIN Walisongo Semarang dengan penuh semangat mendeklarasikan Gerakan Anti Kekerasan Seksual di Auditorium 2, Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2024). (Foto:Istimewa)

Semarang, NU Online Jateng  

Ratusan mahasiswa baru UIN Walisongo Semarang dengan penuh semangat mendeklarasikan Gerakan Anti Kekerasan Seksual yang diprakarsai oleh Fakultas Syariah dan Hukum. Deklarasi ini berlangsung dalam rangkaian acara Workshop Hukum bertema Optimalisasi Peran Organisatoris sebagai Aktor Strategis Kaderisasi dalam Bergerak dan Bertindak yang diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo di Auditorium 2, Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2024).


Beberapa perwakilan mahasiswa tampak di atas panggung sambil membawa spanduk bertuliskan "Stop Kekerasan Seksual", diikuti oleh orasi dari sejumlah mahasiswa. Deklarasi ini diikuti oleh sekitar 500 mahasiswa baru, dengan tiga poin utama yang disampaikan.


Ada tiga poin utama yang disampaikan dalam deklarasi tersebut. Pertama, menuntut lingkungan kampus yang aman dari segala bentuk kekerasan seksual, termasuk kekerasan verbal, nonfisik, fisik, maupun melalui teknologi informasi dan komunikasi. 


Kedua, menegaskan hak setiap individu untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan serta bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan martabat manusia. 


Ketiga, menuntut agar pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di satuan pendidikan UIN Walisongo Semarang harus dilakukan secara cepat, terpadu dan terintegrasi.


Menteri Pergerakan Perempuan DEMA Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang, Septy Aisah, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Pra Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (Pra-PBAK). Dalam kegiatan tersebut, DEMA FSH turut mengundang Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) untuk memberikan materi terkait kekerasan seksual.


"Dari PSGA menyampaikan informasi mengenai kekerasan seksual, jenis-jenisnya, serta langkah yang harus diambil jika terjadi kekerasan seksual di kampus UIN Walisongo Semarang," ujar Aisah kepada NU Online Jateng pada Kamis (8/8/2024).


Aisah menambahkan bahwa pemaparan dan aksi deklarasi ini dilaksanakan karena maraknya kasus kekerasan seksual, terutama di lingkungan pendidikan tinggi. 


"Fakultas Syariah dan Hukum menginisiasi deklarasi gerakan anti kekerasan seksual dengan memanfaatkan momen PBAK sebagai langkah awal kita sebagai kampus yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan peradaban serta menolak segala bentuk kekerasan seksual," jelasnya.


Sementara itu, anggota Gender Focal Point PSGA UIN Walisongo Semarang, Usfiyatul Marfuah, menyatakan bahwa PSGA bertugas mengawal isu-isu keadilan dan kesetaraan gender di kampus. 


"Salah satu upaya kami adalah memberikan informasi terkait kekerasan seksual kepada mahasiswa. Momen PBAK ini penting untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi terkait isu ini," ujarnya.