• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 6 Mei 2024

Dinamika

PAUD Khadijah, Dinamika Perjuangan Aktivis Perempuan NU Tembalang Semarang

PAUD Khadijah, Dinamika Perjuangan Aktivis Perempuan NU Tembalang Semarang
Suasana pembelajaran PAUD Khadijah sebelum pandemi. (Foto: NU Online Jateng/dokumentasi)
Suasana pembelajaran PAUD Khadijah sebelum pandemi. (Foto: NU Online Jateng/dokumentasi)

Semarang, NU Online Jateng
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi kebutuhan primer untuk menyiapkan generasi mendatang yang lebih baik. Hal ini yang menjadi perhatian pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.

 

"Warga sangat membutuhkan peran Fatayat NU untuk menyelenggarakan pendidikan yang murah namun tetap berkualitas," kata Pembina Fatayat NU Tembalang Dwi Supratiwi kepada NU Online Jateng, Kamis (17/12).

 

Oleh karena itu, ia mendirikan PAUD gratis bagi warga yang tidak mampu. Bahkan, PAUD dipersiapkan sejak pertama dengan konsep inklusi atau menerima anak penyandang disabilitas.

 

"PAUD Khadijah berdiri tahun 2012, rintisan semasa saya jadi Ketua Fatayat Tembalang masa khidmah 2010 -2015," terang aktivis peraih penghargaan Perempuan Pemerhati Pengemis, Gelandangan, dan Orang Telantar (PGOT) dari Anne Avantie ini.

 

Waktu itu, lanjutnya warga yang tidak mampu hanya bisa sekolah mulai taman kanak-kanak (TK). Padahal saat itu PAUD tengah menjadi tren bagi pendidikan anak. "Kala itu PAUD hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas," ujarnya.

 

Secara geografis, PAUD Khadijah berada di Kelurahan Rejosari RW 10 Kecamatan Tembalang ini berdekatan dengan Kelurahan Rowosari yang secara ekonomi pada umumnya termasuk ke dalam kategori warga yang kurang mampu. Pada tahun pertama berhasil mendapat 10 siswa dan meningkat menjadi 17 siswa di tahun selanjutnya. Meski saat ini telah mendapat 40 siswa, namun belum memiliki gedung sendiri. 

 

"Awalnya ngontrak di rumah salah satu kader Fatayat. Kita bersyukur dapat bantuan di bawah harga sewa yang semestinya," bebernya.

 

Dengan demikian, aktivis yang pernah menjabat Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Semarang mengatakan banyak suka, duka, dan tantangan tersendiri untuk tetap berkhidmah kepada NU dan melayani masyarakat di bidang pendidikan. "PAUD ini seperti sebuah dinamika perjuangan aktivis perempuan NU Tembalang," tuturnya.

 

Kegiatan pembelajaran dalam jaringan (NU Online Jateng/dokumentasi)

 

Sementara Kepala PAUD, Tathiroh mengatakan suka dukanya mengelola PAUD inklusi. Keberadaan anak yang mengalami keterlambatan intelektual, dan jenis difabel lain membutuhkan ketelatenan tersendiri. 

 

"Perencanaan kegiatan bersifat fisik motorik yang disusun setiap awal semester, target penilaian tingkat pencapaian perkembangan juga beda, media dan alat kegiatan pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kondisi anak tersebut," terangnya.

 

Selain itu, munculnya lembaga pendidikan sejenis yang dikelola secara profesional menjadi tantangan untuk berkompetisi. "Ada semacam persaingan dengan lembaga gratis yang berdekatan lokasinya. Yang secara manajemen lebih mendukung karena lebih profesional," ucapnya.

 

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Ahmad Hanan


Dinamika Terbaru