• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 22 Mei 2024

Dinamika

Bukan Sekadar Pembela Minoritas, Gus Dur itu Pejuang Keadilan

Bukan Sekadar Pembela Minoritas, Gus Dur itu Pejuang Keadilan
Ilustrasi: Twitter @AlissaWahid
Ilustrasi: Twitter @AlissaWahid

Cilacap, NU Online Jateng

Gus Dur bukan sekadar seorang pembela minoritas, tapi juga pejuang keadilan. Pernyataan ini disampaikan oleh Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid dalam webinar refleksi Haul Gus Dur bertajuk Gus Dur Sahabat Lintas Iman, Menebarkan Damai dan Solidaritas Umat.

 

"Saya berulang-ulang mengingatkan bahwa Gus Dur bukan pembela minoritas," ungkapnya dalam forum daring yang digelar atas kolaborasi Poros Sahabat Nusantara (POSNU), Pengurus Cabang (PC) PMII Cilacap, dan Sedulur Mahasiswa Rantau Cilacap (SEMARAC) pada Selasa (5/1) siang.

 

Putri sulung Gus Dur ini menegaskan jika sosok ayahnya itu bukan saja membela minoritas, namun juga berusaha menegakkan keadilan.

 

"Biasanya kelompok minoritas dan kelompok yang lebih lemah, meski mayoritas namun posisi lebih lemah, tentu kemudian jadi pihak yang mendapat banyak tekanan. Di situlah kemudian Gus Dur muncul dalam rangka menegakkan keadilan dan pembebasan dari setiap penindasan. Kelompok minoritas tersebut mendapatkan pendampingan dan pembelaan langsung dari Gus Dur," lanjutnya.

 

Pemilik nama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid ini mengutarakan bahwa sepak terjang Gus Dur bak spektrum. Beberapa fakta pembelaan Gus Dur terhadap Inul Daratista, Muslim Ahmadiyah, hingga Orang Rimba dan Salman Rushdie, menjadi fakta pergerakan sosok yang mendapat gelar kehormatan sebagai Bapak Pluralisme tersebut dalam misi keadilan.

 

Atas dasar itulah, kata Alissa, sepeninggal Gus Dur, keluarga Ciganjur sempat mengumpulkan sahabat dan murid-murid Gus Dur untuk merumuskan benang merah dari spektrum perjuangan Gus Dur.

 

"Pada tahun 2011, keluarga Ciganjur mengumpulkan sekitar seratus orang sahabat dan murid-murid Gus Dur untuk merumuskan apa yang menjadi prisma dan benang merah dari spektrum perjuangan Gus Dur," jelas Alissa.

 

"Waktu itu, sahabat-sahabat Gus Dur diajak mengeksplorasi jejak-jejak Gus Dur dari berbagai ruang, baik gerakan kebudayaan, pesantren dan NU, gerakan lintas iman, gerakan HAM, dan seterusnya," tambahnya.

 

Dari sana, orang-orang yang terkumpul tersebut melihat apa saja nilai-nilai yang memandu Gus Dur dalam bertindak dan berperilaku. "Itu yang kemudian kita capture dalam sembilan nilai utama Gus Dur yang terdiri dari nilai-nilai yang jika kita melihat sepak terjang Gus Dur, kita akan menemukannya," tuturnya.

 

Sembilan nilai utama Gus Dur tersebut terdiri dari ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan lokal.

 

"Banyak hal yang bisa kita pelajari dari Gus Dur. Terutama sebagai seorang pemuka agama, sebagai pemimpin umat Islam, beliau dengan gigih memperjuangkan bangsa Indonesia untuk semua, dunia untuk semua. Karena semua adalah makhluk ciptaan Tuhan," tuturnya.

 

Oleh karenanya, Alissa mengajak siapapun harus legowo untuk berbagi udara dengan kelompok-kelompok yang berbeda.

 

 

Kontributor: Vinanda Febriani

Editor: Ahmad Hanan


Dinamika Terbaru