Taushiyah

Shalawat Bukti Cinta Kepada Nabi

Jumat, 29 Oktober 2021 | 17:00 WIB

Shalawat Bukti Cinta Kepada Nabi

KH Bahauddin Nursalim

Membaca shalawat bukti cinta kepada Nabi Muhammad dan mampu menjadi penyelamat pembacanya pada hari kiamat karena ada unsur penjagaan akidah, yaitu mengakui Allah sebagai Tuhan, sekaligus meyakini Nabi Muhammad sebagai makhluk-Nya. 

 

Dalam redaksi shalawat yang biasa kita baca, yaitu Allâhumma shalli alâ sayyidinâ muhammad, terdapat dua unsur pengakuan yang agung; pertama adalah mengakui bahwa Allah SWT sebagai Dzat yang Maha Pemberi, dan kedua mengakui bahwa Nabi Muhammad saw sebagai kekasih Allah yang betatapun tingggi kedudukannya, tetap sebagai hamba Allah. 

 

Sayyid Az-Zabidi (w. 1205 H) dalam kitab Itḫâfus Sâdâtil Muttaqîn yang berbunyi wannabiyyu shallâhu alaihi wasallam wa in jalla qodruhu muḫtâjun ilâ rahmatihî ta’âlâ wa fadhlih. Betapapun tingginya kedudukan Nabi Muhammad SAW, ia tetap membutuhkan kasih sayang dan kemurahan Allah SWT. 

 

Juga disebutkan dalam salah satu bait Qashidah Burdah karya Imam Al-Bushiri (w. 696 H) yang berbunyi, da’ madda’atshun nashâra fî nabiyyihimi, waḫkum bi mâ syi’ta madḫan fîhi waḫtakimi. Jauhilah kesalahan yang diperbuat umat Nasrani terhadap nabi mereka, dan sanjunglah Muhammad sesukamu. 

 


KH Bahauddin Nursalim, Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)