Unicef dan Undip Kerjasama dengan Media, Bahas Turunkan Kasus Malnutrisi di Jawa Tengah
Kamis, 19 Desember 2024 | 10:00 WIB

Orientasi Peran Jurnalis dalam Mobilisasi Masyarakat untuk Mendukung Program Pencegahan Gizi Buruk di Provinsi Jawa Tengah tahun 2024 di Rooms Inc Hotel Pemuda Semarang, Senin (16/12/2024).
Semarang, NU Online Jateng
United Nations Children's Fund (Unicef) atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa bersama Universitas Diponegoro (Undip) Semarang berkolaborasi dengan media untuk mencegah berkembangnya problem malnutrusi di wilayah Jawa Tengah.
Perwakilan UNICEF wilayah Jawa Tengah, dr Karina Widowati mengatakan, untuk mensukseskan program pencegahan malnutrusi UNICEF bersama Undip harus bermitra dengan media agar pesan-pesan pencegahan malnutrusi dapat diterima langsung oleh masyarakat.
"Melalui kerjasama ini diharapkan masyarakat memahami segala bentuk malnutrusi yang membahayakan kesehatan, sehingga terdorong untuk menghindari dan mencegahnya," kata dokter Karina di Semarang, Rabu (18/12/2024).
Menurutnya, kerjasama itu diawali dengan kegiatan Orientasi Peran Jurnalis dalam Mobilisasi Masyarakat untuk Mendukung Program Pencegahan Gizi Buruk di Provinsi Jawa Tengah tahun 2024 di Rooms Inc Hotel Pemuda Semarang, Senin (16/12/2024) yang diikuti puluhan redaktur dan wartawan media dari berbagai daerah di Jateng.
Agenda itu, ujarnya dilanjutkan dengan kegiatan Coffe Morning Talk : Diskusi Hangat Bersama Pemimpin Redaksi Media di Jateng 2024 di Hotel Aston Inn Kota Semarang, Selasa (17/12/2024).
Dia menambahkan,upaya pencegahan malnutrusi sudah bisa dimulai sejak seribu hari pertama kehidupan, pesan ini diharapkan dapat dimengerti dan dijalankan oleh masyarakat, selain menyebarluaskan informasi ini diharapkan media juga dapat membantu merubah perilaku masyarakat sehingga kasus-kasus malnutrisi dapat ditekan.
Kasus malnutrisi,tuturnya, bisa terjadi karena kekurangan gizi maupun kelebihan gizi , saat ini terjadi di sejumlah daerah di Jateng. Angka urbanisasi di berbagai kota di Jateng cukup tinggi dan menjadi sasaran promosi makanan yang membuat balita kurang gizi dan pola makan berubah.
“Tidak hanya pada balita kita tetapi juga sudah menjadi masalah gizi pada anak usia sekolah 5 sampai 18 tahun juga sampai dewasa,” tuturnya.
Sekretaris Pengurus Provinsi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah , Setiawan Hendra Kelana saat membuka orientasi mengatakan, dalam kasus ini ada peran dan harapan yang disandarkan kepada wartawan.
“Saat ini kita tidak hanya bicara stunting tapi kita sudah berbicara tentang malnutrisi. Kita tidak hanya menulis stunting turun, tetapi juga hal-hal pendidikan tentang stunting, malnutrisi, itu mungkin jarang kita ungkap. Kita hanya bicara kasus, hanya bicara soal penanganan,” ungkapnya.
Karena itu melalui kegiatan ini , diharapkan dapat menambah nutrisi bagi wartawan sekaligus memperkaya ilmu dan menjadi landasan saat membuat berita tentang malnutrisi.
“Penurunan angka itu sesuatu yang membahagiakan, itu bisa dimulai dari edukasi, informasi dan kontrol media yang tepat," ujarnya