Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra

Regional

Santri Kebumen Ini Kembangkan Kerajinan Gedebog untuk Ekspor

Wagub Jateng KH Taj Yasin Maimoen saat melihat para pengrajin membuat anyaman dari bahan gedebo pisang di Kebumen (Foto: Dok)

Kebumen, NU Online Jateng
Ahmad Fathoni santri Al-Anwar Sarang, Kabupaten Rembang asal Cilacap berhasil membina masyarakat bukan hanya dalam hal ilmu agama. Lebih dari itu, bahkan ia mampu menguatkan perekonomian warga dengan membuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan sektor produksi kerajinan tangan.


Menurut Fathoni, usaha yang ia rintis mulanya dari pelatihan yang dia lakukan selaku Ketua Bidang Perekonomian Santri Gayeng Nusantara (SGN) Kabupaten Kebumen. Sebab, untuk dapat menyerap tenaga kerja secara massif tidak bisa dilakukan secara instan, terlebih untuk memperoleh bahan baku tidak seluruhnya mudah. Hasilnya, usaha yang ia rintis tersebut mampu bertahan saat pandemi Covid-19.


"Kita sedang mengupayakan pemberdayaan besar-besaran untuk (pelatihan) gedebog (batang pisang). Semoga nanti ada yang minat dan kita bisa memenuhi kebutuhan kami sendiri," kata Fathoni kepada NU Online Jateng, Sabtu (29/10/2022).


Pengusaha kerajinan dari SGN ini mengungkapkan, saat ini pihaknya masih mengirim 5000 produk kerajinan tangan setiap bulan ke Eropa dan Amerika dengan jumlah pengrajin yang dia berdayakan sebanyak 300 orang.


Baca Juga:
Wagub Jateng: Kotak Koin NU Wujud Kemadirian Organisasi


Kabar baik tersebut sampai ke Wakil Gubernur Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimoen saat mengunjungi kelompok UMKM pemberdayaan Santri Gayeng Nusantara (SGN) Kebumen di Desa Tegalrejo Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen untuk melihat langsung proses pelatihan dan pembuatan kerajinan anyaman dari Rumput Mendong.


Gus Yasin, sapaan putra KH Maimoen Zubair ini mengapresiasi upaya santri dalam mengembangkan potensi ekonomi di masyarakat. Kata Gus Yasin, santri SGN dalam mengembangkan potensi ekonomi harus mengajak masyarakat dalam sebuah kelompok UMKM.

 
"Kemarin dari teman-teman SGN memberikan informasi bahwa di Petanahan Kebumen ini ada kerajinan seperti anyaman ada yang buat peci, ada yang buat tempat pakaian kotor. Ini tidak hanya di Kebumen, ada di Cilacap, Banyumas," kata Gus Yasin.


Dikatakan, pelatihan dan pembentukan kelompok-kelompok UMKM dinilai cukup efektif dalam menyerap tenaga kerja. Selain itu, dampak ekonominya adalah para pekerja yang kebanyakan ibu rumah tangga bisa mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarga.


"Mereka sebetulnya satu hari bisa dapat dua (kerajinan). Kalau rata rata mereka dapat Rp37 ribu untuk satu kerajinan, mereka bisa dapat Rp70 ribu," imbuhnya.


Panglima Santri Gayeng Nusantara ini menyebut, produk kerajinan dari anyaman rumput dan bahan lainnya itu sudah berhasil menembus pasar internasional yakni ke Amerika dan Eropa. Meski demikian, dia mengakui kendala yang dihadapi pengrajin tidak mudah, yakni terbatasnya bahan baku. Untuk itu dirinya mendorong agar pemerintah daerah dapat bersinergi untuk menemukan solusi bersama-sama dalam memakmurkan warga Jawa Tengah.


"Kita tentu akan fasilitasi, nanti coba kita link-kan. Pembeli sebetulnya sudah banyak pesanan namun karena kita yang telat. Kalau itu (bahan baku) bisa stabil, pemesanan bisa dipenuhi secara stabil, tentu permintaan akan meningkat," pungkasnya.
 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
 

Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony

Artikel Terkait