Taushiyah

Sukanya Berkeluh Kesah

Ahad, 11 Oktober 2020 | 16:18 WIB

Sukanya Berkeluh Kesah

KH Ahmad Niam Syukri Masruri

SUKANYA BERKELUH KESAH
 

Ketika cuaca begitu dingin, manusia mulai mengeluh "aduh dinginnya setengah mati", lalu sibuk mencari jaket /selimut untuk membalut dirinya, begitu dingin semakin mencekam, orang mulai mencari penghangat tubuh, padahal tidak demikian bagi binatang. Meski hujan bercampur angin yang melahirkan cuaca dingin bukan masalah bagi binatang dan tidak ada keluhan yang keluar dari mulutnya.

 

Begitu musim dingin berlalu dan berganti dengan musim panas, manusia mulai gerah dan gelisah lalu mencari kipas angin, menghidupkan AC atau keluar rumah untuk 'ngisis' (mencari angin - bahasa Indonesia) sambil berteduh di bawah pohon, tapi tidak demikian bagi binatang. Terik matahari yang menyengat, panas yang membakar tubuhnya tidak menjadikan penghalang untuk menjalani kehidupan dan tidak ada suara keluhan yang keluar dari mulutnya. 

 

Lalu apakah ini yang namanya sulitnya bersyukur bagi manusia? Ataukah ini yang disebutkan bahwa manusia sukanya berkeluh kesah?, atau mungkin rasa syukur dan tawakalnya binatang di dalam menerima pemberian Allah melebihi manusia?.

   
Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Ma’arij 19 – 21 :

 

 إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا () إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا () وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

 

Artinya :
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia amat kikir. Q.S. Al Ma’arij : 19-21

 

 

KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Pengasuh Majelis Ta'lim Mar'ah Najihah Muslimat NU Kabupaten Grobogan