• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Taushiyah

Ketika Tercabut Satu Kenikmatan

Ketika Tercabut Satu Kenikmatan
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Kalau ada satu kenikmatan yang tercabut darimu, jangan putus asa dan jangan engkau anggap bahwa dengan tercabutnya satu kenikmatan lalu tercabut pula kenikmatan yang lainnya. 


Sungguh, di balik satu cabutan kenikmatan, masih banyak kenikmatan yang ada pada dirimu, bahkan kalau engkau mau menghitungnya tentu akan terengah karena tidak akan bisa.

   
Coba renungkan, misalnya ketika seseorang sakit dan harus dirawat di rumah sakit tentu orang itu telah kehilangan satu kenikmatan yaitu sehat, dan ketika orang itu keluar dari rumah sakit lalu bisa membayar biaya pengobatan dan perawatan adalah satu bentuk karunia dan kenikmatan yang harus disyukuri.


Mengapa?, karena tidak semua orang yang sakit bisa di rawat di rumah sakit, dan yang bisa dirawat di rumah sakit pun belum tentu bisa membayar biaya pengobatan dan perawatan.

   
Betapa Allah menggambarkan tabiat manusia; ketika Allah memberikan karunia-Nya kepada manusia berupa kesehatan, harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, keturunan, rasa aman dan kenikmatan-kenikmatan yang lainnya,  kemudian salah satunya dicabut atau dihilangkan, maka ia menggerutu, bersedih dan putus asa.  

   
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Hud Ayat 9:


وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنَّا رَحۡمَةً ثُمَّ نَزَعۡنٰهَا مِنۡهُ‌ۚ اِنَّهٗ لَيَـــُٔوۡسٌ كَفُوۡرٌ


Artinya:
Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. (QS Hud : 9)


Penulis: H Ahmad nian Syukri Masruri


Taushiyah Terbaru